KBR68H, Jakarta - Minimnya teknologi pendeteksi tanah longsor menjadi penyebab rentannya keselamatan warga terhadap bencana tanah longsor terjadi di Indonesia. Peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari mengatakan, saat ini Indonesia masih menggunakan metode pendekatan lokasi tanah longsor. Kata dia metode tersebut tidak dapat memprediksi kapan waktu terjadinya longsor.
"Tidak ada informasi sebenarnya, warna merah itu berubahnya kapan sih. Apakah warna hijau itu akan berubah ke warna merah. Kalau bisa berubah itu kapan dan kenapa bisa terjadi perubahan, kenapa bisa terjadi, faktor apa yang kira-kira, sebesar apa yang bisa menyebabkan perubahan itu. Jadi ini hanya bisa menentukan berada di zona merah," Kata Adrin di Gedung LIPI
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 270 kabupaten/kota di Indonesia dengan jumlah penduduk 124 juta jiwa berada di daerah rawan longsor. Wilayah tersebut adalah Pulau Jawa. Kemarin misalnya, terjadi longsor di Desa Mukapayung, Cililin, Bandung Barat. Akibat peristiwa ini enam orang tewas dan belasan masih hilang..
Pengamat: Indonesia Butuh Alat Deteksi Longsor
- Minimnya teknologi pendeteksi tanah longsor menjadi penyebab rentannya keselamatan warga terhadap bencana tanah longsor terjadi di Indonesia.

NASIONAL
Selasa, 26 Mar 2013 15:37 WIB


deteksi longsor, bencana alam
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai