KBR68H, Jakarta - Pemerintah harus memprirotaskan pemulangan anak dan buruh migran perempuan di daerah konflik Sabah, Malaysia. Ini menyusul semakin meningkatkan ketegangan antara tentara Malaysia dengan Kerajaan Sulu. Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan evakuasi juga harus dilakukan dengan mengajak kerjasama gereja. Sebab mayoritas warga di sana adalah non muslim
"Kalau konflik memanas dan meluas, ini kan saya kira yang harus diselamatkan pertama-tama adalah anak-anak dan perempuan yang bekerja di perkebunan di sana. Saya kira ini adalah prioritas utama. Dan bagaimana harus bekerjasama dengan gereja. Karena di sana itu kan komunitas non muslim. Khusus di Sabah, di Malaysia Timur itu komunitas non muslim. Jadi peran gereja sangat besar di sana. Sehingga bagaimana memulai koordinasi dengan gereja-gereja untuk tempat semacam pengungsian," jelas Anis Hidayah dalam program Sarapan Pagi KBR68H.
Sebelumnya konflik bersenjata antara pasukan Malaysia dengan Kerajaan Sulu berlangsung sejak Februari lalu. Sekitar 200an anggota kerajaan Sulu menyeberang ke Sabah dan mengklaim daerah itu, masuk wilayah kekuasaannya.
Migran Care: Pulangkan Buruh Migran dari Daerah Konflik di Sabah
KBR68H, Jakarta - Pemerintah harus memprirotaskan pemulangan anak dan buruh migran perempuan di daerah konflik Sabah, Malaysia. Ini menyusul semakin meningkatkan ketegangan antara tentara Malaysia dengan Kerajaan Sulu.

NASIONAL
Selasa, 05 Mar 2013 08:52 WIB


buruh migran, sabah
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai