Dalam kunjungan ke Budapest, Hongaria, beberapa waktu lalu, Presiden SBY menyatakan komitmennya untuk melindungi petani Indonesia. Namun komitmen Presiden tersebut, tidak sesuai dengan kenyataan. Dengan terbitnya PP No. 109 tentang Pengendalian Tembakau, secara gamblang menunjukkan Presiden kurang berpihak pada petani tembakau. Demikian disampaikan Koordinator Pusat Studi Kretek Indonesia (Puskindo) Zamhuri, saat dihubungi PortalKBR.com.
Zamhuri menambahkan, dalam PP tersebut, terlihat Presiden lebih memberikan jalan mudah bagi produk pertanian tembakau dan hasil industri tembakau asing, daripada petani tembakau Indonesia dan industri kretek nasional.
“Bagaimana dengan para petani tembakau, apa mereka tidak masuk kategori petani,” tanya Zamhuri.
Di tempat terpisah, Kepala Lembaga Demografi FEUI Sonny Harry B Harmadi, menyarankan, agar iklan rokok benar-benar dibatasi dan pemberian peringatan bergambar dalam kemasan rokok. Ini terkait perilaku masyarakat miskin yang tetap mengonsumsi rokok, dengan mengalahkan kebutuhan primer keluarga, seperti gizi dan pendidikan bagi anak-anak.
Berdasarkan penelitian LDUI, sentivitas masyarakat miskin terhadap kenaikan harga rokok terbilang sangat rendah.
“Harga rokok naik, mereka tetap saja mengonsumsi dan memilih mengalahkan kebutuhan lain,” jelas Sonny.
Mempertanyakan Komitmen Presiden SBY kepada Petani
Dalam kunjungan ke Budapest, Hongaria, beberapa waktu lalu, Presiden SBY menyatakan komitmennya untuk melindungi petani Indonesia. Namun komitmen Presiden tersebut, tidak sesuai dengan kenyataan.

NASIONAL
Jumat, 15 Mar 2013 17:32 WIB


petani tembakau
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai