Bagikan:

Importir Bantah Lakukan Praktik Kartel

PT Lika Dayatama perusahaan pengimpor bawang putih menolak tuduhan telah melakukan kartel terhadap komoditi pangan itu. Manajemen Lika Dayatama mengatakan dugaan praktik kartel dituduhkan mereka karena puluhan kontainer bawang putih milik mereka tertahan

NASIONAL

Jumat, 22 Mar 2013 21:04 WIB

Importir Bantah Lakukan Praktik Kartel

Importi, Kartel

KBR68H, Jakarta - PT Lika Dayatama perusahaan pengimpor bawang putih menolak tuduhan telah melakukan kartel terhadap komoditi pangan itu. Manajemen Lika Dayatama mengatakan dugaan praktik kartel dituduhkan mereka karena puluhan kontainer bawang putih milik mereka tertahan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Manajer Operasional Lika Dayatama Yusuf Taufik mengatakan kontainer milik mereka ditahan karena belum mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura RIPH dan Surat Persetujuan Impor (SIP). Menurut dia, hal ini yang menyebabkan mereka tak bisa menyalurkan bawang putih ke distributor. RIPH dan SIP diterbitkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

"Setelah pengajuan RIPH dalam dua minggu pasti dijawab, nah dalam perhitungan itu waktu kita ajukan kan tanggal 14 Januari dengan asumsi bahawa dua minggu setelah 14 Januari kita mendapatkan kepastian, dengan mendapatkan RIPH. Perusahaan sudah memesan barang dulu, ternyata RIPH belum keluar," Kata Yusuf di gedung KPPU

Manager operasional PT Lika Dayatama Yusuf Taufik mengaku perusahaan rugi karena penahanan kontainer berisi ratusan ton bawang putih. Sementara hari ini dua importir bawang putih memenuhi panggilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk diperiksa terkait adanya dugaan praktik kartel bawang putih. Importir dipanggil karena KPPU curiga importir sengaja menahan pasokan bawang putih di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Praktik kartel ini telah menyebabkan harga bawang putih jadi mahal.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending