Bagikan:

HUT Kontras di Depan Istana Merdeka

Untuk menandai hari jadi Kontras ke-15, Kontras akan mengadakan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis ini (21/3), mulai jam empat sore.

NASIONAL

Kamis, 21 Mar 2013 11:58 WIB

Author

Aris Santoso

HUT Kontras  di Depan Istana Merdeka

kontras, HUT

Untuk menandai hari jadi Kontras ke-15, Kontras akan mengadakan aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis ini (21/3), mulai jam empat sore. Aksi tersebut digabung dengan Aksi Kamisan (Gerakan Payung Hitam), yaitu acara rutin  tiap Kamis sore, yang merupakan bentuk protes atas kekerasan negara, dan bentuk pelanggaran HAM lainnya. Demikian  disampaikan staf advokasi Kontras, Alex Hernowo,  pada PortalKBR.

Menurut Alex, aksi di depan Istana tersebut, sebagai simbolisasi, bahwa sejak didirikan 15 tahun lalu (20 Maret 1998), Kontras sejak awal selalu berjuang bersama korban kekerasan negara, dalam menuntut keadilan dan penegakan hukum. “Hari ini setelah 15 tahun, para korban dan keluarganya, masih setia pada tuntutannya, yakni mencari keadilan dan pihak yang bertanggungjawab atas nasib anak atau keluarga mereka, sementara negara tetap saja abai,” tambah Alex.

Dalam rangka hari jadi ini pula, Kontras menyampaikan laporan kondisi HAM 2012 di Indonesia. Beberapa catatan penting antara lain, masih didapatkan tingginya angka kekerasan . Ada 700 lebih peristiwa kekerasan dengan korban mencapai 2000 orang lebih sepanjang tahun 2012. Polisi masih menjadi  aktor utama dalam melakukan kekerasan. Papua menjadi daerah yang paling rentan terjadi kekerasan. Hal ini diperparah oleh cara pandang Jakarta terhadap Papua yang sangat segregatif, melihat Papua sebagai basis separtisme.

Kemudian kekerasan terhadap minoritas. Kelompok minoritas dengan mudah menjadi korban kekerasan. Baik minoritas yang tidak memiliki akses informasi penegakan hukum, minoritas keetnisan, minoritas keagamaan, minoritas politik dan minoritas ekonomi akan dengan mudah mengalami kekerasan. Dalam catatan  Kontras, isu sumber daya alam, kebebasan beragama dan berkeyakinan juga dominan menunjukan warga masyarakat, sangat mudah dikalahkan oleh kepentingan perusahaan dan kelompok mayoritas. Negara, lewat aktor keamanan, justru melindungi perusahaan-perusahaan dan kelompok yang intoleran.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending