Bagikan:

BPH Migas Usul harga Solar bersubsidi Dinaikkan

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyarankan pemerintah mempertimbangkan penaikan harga BBM jenis solar bersubsidi. Pasalnya, saat ini banyak solar subsidi yang disalahgunakan.

NASIONAL

Rabu, 13 Mar 2013 12:41 WIB

Author

Agus Lukman

BPH Migas Usul harga Solar bersubsidi Dinaikkan

kapal, bbm, solar, subsidi

KBR68H, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyarankan pemerintah mempertimbangkan penaikan harga BBM jenis solar bersubsidi. Pasalnya, saat ini banyak solar subsidi yang disalahgunakan.

Direktur BBM dari BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan selisih harga antara solar subsidi dan nonsubsidi sangat besar. Selisihnya lebih besar dibandingkan BBM jenis premium dan pertamax. Djoko Siswanto mengatakan harga solar subsidi masih bisa dinaikkan dari Rp 4500 saat ini menjadi Rp 8.000 per liter.

"Tahun 2008 kan sudah pernah Rp 6.000 per liter. Dan itu tidak masalah. Rp 6.000 pada tahun 2008 dibandingkan dengan Rp 6.000 di tahun 2013, itu masih lebih rendah. Kalau mau disetarakan, Rp 6.000 pada 2008 dengan tahun 2013 itu sekitar Rp 8.000 kan ada inflasi di situ. Jadi nilai Rp 6.000 di tahun 2008 itu sama dengan Rp 8.000 di 2013. Kalau kita lihat kesetaraan nilai, tahun 2008 itu tidak ada apa-apa, tidak ada demo, masyarakat bisa terima,” kata Djoko.

Harga solar bersubsidi lebih murah Rp 6.500 per liter dibanding solar nonsubsidi. Hal ini memicu penyalahgunaan solar bersubsidi dijual ke industri. Padahal pemerintah melarang penggunaan solar subsidi untuk angkutan barang, perkebunan, pertambangan, industri dan mobil dinas.

Pada tahun ini kuota BBM bersubsidi dikhawatirkan kembali jebol seperti tahun lalu. Kuota BBM bersubsidi tahun ini sekitar 46 juta kiloliter. Agus Martowardojo mengatakan pemerintah akan memilih menaikkan harga BBM bersubsidi daripada menambah kuota BBM bersubsidi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending