KBR, Jakarta- Peneliti politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai setidaknya ada tiga alasan yang diperkirakan menjadi penyebab dicopotnya Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dari jabatannya.
Menurut Wasisto, pergantian Satryo sebagian besar dipicu oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkannya selama menjabat. Salah satu faktor utama adalah persoalan pencairan tunjangan kinerja (Tukin) bagi dosen ASN di berbagai kampus di Indonesia.
"Salah satu yang paling terasa hingga hari ini adalah soal pencairan tunjangan kinerja bagi dosen ASN di berbagai kampus di seluruh Indonesia. Nah, ini yang saya pikir menjadi salah satu pemantik utama Pak Satryo kemudian di-reshuffle, karena kurang bisa memperjuangkan pencairan Tukin bagi para dosen ASN itu," ujar Wasisto kepada KBR, Rabu (19/2/2025).
Baca juga:
- Didemo Karyawan, Mendikti Satryo Bantah Pecat ASN
- Kemendikti-Saintek: Pencairan Tukin 2020-2024 Masih Dikaji
Wasisto juga menyoroti aksi para pegawai Kemendiktisaintek beberapa waktu lalu, yang turut menjadi faktor pemecatan Satryo. Aksi tersebut menarik perhatian publik dan menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
"Menjadi semacam polemik berkepanjangan, sehingga menjadi isu publik di media sosial maupun ruang-ruang publik lainnya," kata Wasisto.
Faktor lain yang diduga memicu pencopotan Satryo adalah wacana penghapusan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Kebijakan ini memicu demo besar bertajuk "Indonesia Gelap" pada Senin, 17 Februari 2025.
Citra Buruk
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra, menilai penggantian Satryo dengan Brian Yuliarto tidak akan membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan tinggi. Menurutnya, pergantian tersebut lebih karena citra buruk Satryo di mata publik, bukan karena ketidakmampuannya dalam bekerja.
"Rasa-rasanya tidak. Kenapa tidak? Karena Kementerian Pendidikan Tinggi seharusnya cukup inovatif dan perlu tokoh yang benar-benar di luar kebiasaan menteri-menteri terdahulu. Sementara Brian Yuliarto tidak memiliki perbedaan mencolok dengan menteri sebelumnya, jadi kementerian ini akan tetap stagnan," ujar Dedi kepada KBR, Rabu (19/2/2025).
Dedi juga memprediksi bahwa Kemendiktisaintek hanya akan melanjutkan kebijakan yang sudah dibuat sebelumnya, terutama karena tidak ada perubahan komposisi yang berarti dalam kementerian tersebut.
Mengundurkan diri
Namun Menteri Satryo menyatakan bahwa ia mundur dari jabatannya, bukan dicopot. Dia memperkirakan, alasan mengundurkan diri karena upayanya selama empat bulan kemungkinan tidak sesuai harapan pemerintah.
"Saya itu baru saja ke Setneg (Kementerian Sekretariat Negara) menyerahkan surat pengunduran diri saya sebagai Mendiktisaintek," kata Satryo kepada wartawan di kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Rabu, (19/2/2025).