Bagikan:

Bappenas: Dampak Program Makan Bergizi Gratis Butuh Waktu Puluhan Tahun

Pungkas Bahjuri Ali mengatakan butuh waktu puluhan tahun untuk merasakan dampak positif dari program tersebut.

NASIONAL

Kamis, 06 Feb 2025 19:15 WIB

Author

Hoirunnisa

siswa

Ilustrasi: Siswa menikmati makan bergizi gratis di SDN Kebon Kopi, Kota Bogor, Jabar, Jumat (25/10/2024). Foto: ANTARA/Arif Firmansyah

KBR, Jakarta– Pemerintah menilai dampak dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan segera terasa dalam waktu dekat. Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali mengatakan butuh waktu puluhan tahun untuk merasakan dampak positif dari program tersebut.

"Bagaimana ini, tadi kan dampaknya jangka panjang. Perilaku itu bisa berubah tidak mudah dan harus terus menerus ketika dia lahir, kemudian SD, SMP, diberi makan yang beragam dan dikasih edukasi menyertai, itu tidak bisa cepat. Dampak dari program makan bergizi baru akan terasa sekian puluh tahun kemudian, atau generasi-generasi berikutnya. Sehingga program ini harus terus dilakukan dalam jangka waktu tersebut," ujar Pungkas Bahjuri Ali dalam diskusi Peluncuran Seri Kedua Kajian Makan Bergizi Gratis di kanal CISDI, Kamis (6/2/2025).

Lebih lanjut, Pungkas Bahjuri Ali menjelaskan program MBG akan memberikan dampak besar terhadap pola kebiasaan makan masyarakat serta kesehatan, dengan contoh dari negara-negara yang telah melaksanakan program serupa. Semisal Jepang yang sudah melaksanakan program serupa, hampir 150 tahun dan Finlandia yang telah melaksanakannya selama lebih dari 40 tahun.

Baca juga:

Namun, menurut Pungkas, Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai tantangan terkait masalah stunting, kekurangan gizi pada ibu hamil, dan kebiasaan makan buah dan sayur yang belum optimal.

Untuk itu, Pungkas menekankan pentingnya penguatan regulasi dan evaluasi terus-menerus agar program MBG dapat memberi dampak positif yang signifikan. Kata dia, beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah kesiapan Bumdes, UMKM, rantai pasok, sekolah, pesantren, serta kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan Dinas Pendidikan (Diknas) untuk mengukur dan mengedukasi masyarakat terkait kebiasaan makan bergizi.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending