Bagikan:

Praktisi Mendorong Investigasi Kematian Puluhan Petugas KPPS

Dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat.

NASIONAL

Senin, 19 Feb 2024 13:59 WIB

Author

Hoirunnisa

Praktisi Mendorong Investigasi Kematian Puluhan Petugas KPPS

Kapolres Metro Jakut Gidion Arif S melayat ke rumah duka Ketua KPPS TPS 70 Kelurahan Rawabadak Utara Iyos Rusli (15/2/2024). (Foto: ANTARA/HO-Polres Jakut)

KBR, Jakarta- Sebagian praktisi kesehatan masyarakat mendorong pelaksanaan autopsi verbal atau investigasi mendalam terkait kasus kematian puluhan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari Ngabila Salama menyebut Investigasi atau autopsi verbal berupa pengumpulan informasi tentang gejala dan keadaan seseorang yang meninggal, dapat dilakukan di fasilitas kesehatan terdekat.

"Pada yang kematian KPPS juga harus dilakukan investigasi secara mendalam atau kita sebut autopsi verbal yang dilakukan puskesmas atau rumah sakit untuk menggali penyebab kematian. Sehingga penyebab kematian dasar langsung dilakukan analisis dan rekomendasi kebijakan selanjutnya," kata Ngabila kepada KBR, Minggu, (18/2/2024).

Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari, Ngabila Salama menyebut, autopsi dapat menjadi langkah perbaikan kebijakan ke depan.

Selain itu, Ngabila mendorong budaya hidup bersih dan sehat bagi petugas KPPS, sebagai upaya pencegahan keparahan sakit yang berujung pada kematian

Ia juga merekomendasikan petugas yang memiliki penyakit komorbid untuk rutin mengecek kesehatan.

"Jika ada keluhan dan tidak membaik dalam 1×24 jam sebaiknya petugas KPPS segera datang ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat, dan ini gratis dengan BPJS," kata Ngabila.

17 Petugas KPPS Meninggal

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerima laporan 27 kasus kematian yang terjadi pada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.

Mereka meninggal sebelum, saat berlangsung, hingga sesudah hari pemungutan suara, Rabu, 14 Februari 2024.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan laporan berdasarkan data sementara periode 10-15 Februari 2024.

Baca juga:

Editor: Sindu

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending