KBR, Jakarta - Aplikasi Voting Advice Application (VAA) Kawula17 menemukan fakta menarik pasca hari pemungutan suara 14 Februari lalu. Aplikasi yang sempat menjadi trending topic lewat kuis Ca(wa)pres Kawula17 pada pertengahan Januari 2024 menilai pendidikan politik belum menyasar pemilih pemula.
Co Founder Kawula17 Dian Irawati mengatakan pemilih pemula usia setara SMA/SMK pada Pemilu 2024 tidak siap dengan pilihan politiknya. "Kalau anak kuliah mereka punya banyak momen. Lu duduk ngopi, obrolannya itu (politik). Kalau anak-anak 17 tahun kan lagi sibuk mikirin (masuk) universitas terus disuruh milih. Termasuk juga usia yang tidak melanjutkan ke jenjang kuliah, lulusan SMP-SMA yang juga mesti harus tahu ya hak politiknya," kata Dian dalam wawancara dengan KBR pada Kamis (22/04).
Selain itu, menurut Dian, partai politik belum memenuhi kewajibannya memberikan edukasi politik pada masyarakat sebagaimana mestinya sehingga pendidikan politik dianggap kurang menarik minat generasi muda. Padahal, kata dia, ini jadi modal penting untuk membangun kesadaran politik di kalangan anak-anak muda.
"Partai itu selalu diidentikkan dengan orang/ figur. Ini menurut kita, bukan sesuatu yang sustanaible. Makanya seneng banget sih kalau anak muda ngomongin visi misi. Ini penting ngomongin konten-nya. Misalnya gue milih PDIP bukan karena milih Megawati-nya tapi karena gue percaya value PDIP sesuai dengan kebutuhan gue," lanjutnya.
Baca juga:
- Bareskrim Polri Klaim Pelanggaran Pemilu 2024 Menurun Dibanding 2019
- Bawaslu Fokus Persiapan Sengketa Hasil Pemilu di MK
Lahirnya aplikasi Kawula17 dengan sistem kuis VAA telah membantu publik dalam memberikan edukasi politik dan menentukan pilihannya sebelum pemilu berlangsung. Dengan menyamakan visi misi calon presiden dan wakil presiden, pengguna aplikasi diharapkan dapat lebih mengetahui preferensi politik yang sesuai dengan keinginan mereka.
Selain berisi kuis, aplikasi Kawula17 juga menjabarkan masing-masing visi dan misi, isu-isu tiap partai politik maupun program dari capres dan cawapres yang maju dalam pemilu 2024. Pengemasan informasi juga diberikan dengan lebih sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Sampai akhir hari H coblosan, pengguna aplikasi Kawula17 telah mencapai lebih dari 1,3 juta pengguna.
"Adanya pendidikan politik kita jadi ngerti adanya hak dan kewajiban, kenapa harus bayar pajak, atau kenapa gak mau bayar pajak. Tapi paling tidak, gue ngerti ini hak gue ini kewajiban gue. Terus gue juga ngerti sejauh mana akan mempengaruhi kebijakan. Yang paling berasa, kaget beberapa tahun belakangan ini banyak banget undang-undang yang berubah. Kita punya titik center untuk mengerti ke arah yang mana sih sebenernya. Termasuk kita juga dapat mengevaluasi pilihan politik kita," tutupnya.
Kamu bisa menyimak obrolan lengkapnya di podcast FOMO Sapiens edisi khusus Indonesia Baik bersama Eky Priyagung dan Aika.
Indonesia Baik adalah tema besar yang kembali bakal mewarnai aneka kegiatan KBR pada tahun 2024. Sebelumnya pada 2020 tema ini juga kami gulirkan merespon tingginya kasus intoleransi dengan menggulirkan beragam aktivitas yang mengajak publik melihat dan merayakan keberagaman sebagai bangsa Indonesia. Pantau akun media sosial KBR dan KBRPrime untuk tahu lebih banyak soal kegiatan Indonesia Baik di 2024.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke podcast@kbrprime.id