Bagikan:

Bom Cicendo Bandung, Targetkan Anak-anak Sekolah

"Motifnya ingin membebaskan pelaku-pelaku yang ada (di tahanan) di Densus."

BERITA | NASIONAL

Senin, 27 Feb 2017 21:18 WIB

Bom Cicendo Bandung, Targetkan Anak-anak Sekolah

Tim Jibom dan Inafis melakukan olah TKP lokasi ledakan diduga bom panci di taman Pandawa, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2). (Foto: Antara)


KBR, Bandung- Kepolisian Jawa Barat menyatakan terduga teroris yang meledakan bom panci di taman Pandawa Cicendo, Bandung menargetkan  anak-anak sekolah. Kepala Polisi Jawa Barat Anton Charliyan mengatakan,  anak-anak sekolah menjadi target lantaran kerap   beraktivitas di Lapangan Pandawa.

Kata Anton,  salah satu motif teror adalah menuntut rekannya yang di penjara segera dibebaskan.

"Motifnya ingin membebaskan pelaku-pelaku yang ada (di tahanan) di Densus. Dan kemungkinan dari pelaku sendiri ini adalah merupakan jaringan lama," kata Anton Charliyan di Jalan Arjuna, Bandung, Senin (27/02).

Anton menjelaskan, kepolisian akan terus melakukan penyelidikan kemungkinan keterkaitan terduga teroris yang diklaim sebagai warga Bandung ber-KTP Purwakarta tersebut dengan jaringan sebelumnya.

Sementara itu Pengamat Terorisme Ridwan Habib menilai motif pelaku teror di Cicendo Bandung hanya ingin menunjukan eksistensi kelompoknya saja. Hal itu kata Ridwan terlihat dengan lokasi bom yang disebut tak strategis.

Menurut Ridwan pelaku  juga terkesan amatir. Dia justru menduga aksi hari ini hanya umpan atau pengalihan saja. Dia justru khawatir ada aksi-aksi atau skenario yang lebih besar dan vital lagi setelah ini.

"Ini agak aneh yak. Karena dari sisi target sasaran bukan high profile, ini kan sesuatu yang cukup remeh, hanya taman. Bukan kantor polisi atau kedutaan. Tapi sekali lagi, kalau kami meyakini bahwa aksi ini adalah aksi decoy, pengalihan," katanya kepada KBR, Senin (27/2/2017).

Ridwan meyakini pelaku teror yang merupakan warga Purwakarta itu adalah bagian dari kelompok Jamaah Ansharu Daulah (JAD). Kelompok ini merupakan kelompok yang basisnya besar di Jawa Barat. Kata dia, kelompok ini juga memiliki pola serangan berlapis. Artinya, mereka menyusun skenario teror dengan beberapa lapisan aksi.

"Mereka menggunakan dua layer serangan. Contohnya, Desember 2015 kelompok Aris Hidayatullah melakukan serangan, ketika itu digagalkan, meledaklah Thamrin 2016. Serangkan teror Bekasi muncul, karena serangan Serpong. Alhamdulillah berhasil digagalkan. Ini digagalkan muncullah Jati Luhur. Jadi mereka membentuk berlapis-lapis. Lebih dari satu skenario," ujarnya.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending