KBR, Jakarta- Pengamat Ekonom Universitas Indonesia Renald Kasali menilai pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung adalah tahap satu pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya. Menurut dia, kereta cepat akan mengakomodir kebutuhan masyarakat akan transportasi. Ujarnya, untuk sepuluh tahun kedepan, kondisi kota-kota besar akan semakin padat penduduknya. Maka, kebutuhan akan transportasi akan semakin tinggi. Untuk itu, dia berharap masyarakat tidak terburu-buru mengkritisi proyek kerjasama Indonesia-Tiongkok tersebut.
"Kenapa tahap satu? Karena jalan tol yang baru jadi itu baru
sebagian. Kota-kota yang masih kecil seperti Brebes. Tahapan lanjutannya
adalah Semarang sampai ke Surabaya," ujarnya saat dihubungi KBR, Sabtu (02/06).
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai konsorsium penggarap megaproyek kereta cepat atau high speed train (HST) Jakarta-Bandung, masih menunggu tiga perizinan sebelum bisa memulai pembangunan konstruksinya (groundbreaking). Kementerian Perhubungan juga menyodorkan sembilan poin persyaratan konsesi kepada KCIC. Salah satunya memberikan masa konsesi selama 50 tahun. Pemerintah juga tidak bisa membatalkan sepihak proyek 5,5 miliar USD tersebut. Kemenhub juga meminta KCIC menjamin ketahanan teknologi hingga 100 tahun, bukan 60 tahun.
Editor: Dimas Rizky