KBR, Pekanbaru- Sebanyak 13 orang memulai perjalanan ekspedisi Tesso Nilo. Tim ekpsedisi ini berasal dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo, WWF Riau, TNI, Perwakilan masyarakat dan Green Radio. Dalam ekspedisi yang dilakukan selama 10 hari ini, tim akan menelusuri hutan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo bagian barat. Ekspedisi ini diagendakan akan menempuh jarak 25 km dengan 8 pos perhentian.
Tim ekspedisi pertama ini dilepas oleh kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Tandya Tjahyana. Menurutnya ekspedisi ini dilakukan sebagai salah satu upaya menyelamatkan hutan dataran rendah satu-satunya di Riau.
“Konsep ini sudah kita pikirkan sejak tiga tahun lalu dan baru terealisasikan hari ini. Ini adalah satu langkah kita untuk menahan laju perambahan di Taman Nasional Tesso Nilo. Dengan kehadiran tim ekpedisi diharapkan para perambah akan berpikir kembali untuk melakukan aksinya,” kata Tandya Tjahyana, Minggu (21/02).
Program Manager WWF Sumatera bagian tengah, Wishnu Sukmantoro menyebutkan ada 5 poin utama tujuan dilakukannya ekspedisi ini yaitu untuk penguasaan territorial di wilayah Tesso Nilo, mengidentifikasi pembukaan lahan yang dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, mengidentifikasi lokasi-lokasi yang akan dijadikan pos jaga yang bersifat kontemporer da, melakukan pemantauan terhadap biodiversifikasi terutama hewan liar seperti gajah, harimau, tapir dan lain. Selanjutnya untuk mengetahui aksesibilitas lokasi pos-pos yang akan dibangun.
“Ini sebagai langkah awal kita untuk mengetahui kondisi terbaru dari wilayah hutan tersisa di Taman Nasional Tesso Nilo,” ungkap Wishnu Sukmantoro.
Station Manager Green Radio Pekanbaru Sari Indriati menyebutkan, keterlibatan Green Radio dalam Ekspedisi Taman Nasional Tesso Nilo sebagai upaya penyelamatan hutan tersisa dari sisi informasi.
“Yang tersisa ini perlu dikawal dan berharap kita tidak berkurang lagi. Sehingga kita bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kenapa kita perlu hutan karena hutan memberi nafas kepada manusia. Harapan kita, pemerintah harus sering-sering melakukan patroli dan terbuka kepada public atas apa yang sudah dilakukan,” ujarnya.
Salah satu peserta dari WWF Riau Susilo Handoko menyebutkan, berbagai persiapan yang dilakukan sudah cukup matang mulai dari penentuan rute, mendaftar aktifitas di setiap pos perhentian, persiapan alat-alat kemping, peta dan kebutuhan lainnya. Selain itu stamina masing-masing peserta harus tetap terjaga agar tetap fit sampai ekspedisi berakhir. Setelah itu, ekspedisi akan dilanjutkan oleh tim kedua dengan jalur yang berbeda.
Editor: Rony Sitanggang