Bagikan:

Diduga Teroris, Densus Tangkap PNS di Malang

Terduga adalah pejabat eselon IVA dengan pangkat IIID yang berposisi sebagai Kepala Seksi Terminal di Dinas Perhubungan.

NASIONAL | BERITA

Minggu, 21 Feb 2016 20:16 WIB

Author

Zainul Arifin

Diduga Teroris, Densus Tangkap PNS di Malang

Ilustrasi pasukan antiteror Densus 88

KBR, Malang – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap enam terduga teroris di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Seorang di antaranya, yakni Achmad Ridho Wijaya tercatat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Kabupaten Malang.
 
Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, Untung Sudarto mengatakan, Ridho adalah pejabat eselon IVA dengan pangkat IIID yang berposisi sebagai Kepala Seksi Terminal di Dinas Perhubungan.
 
“Sampai saat ini dia memang masih PNS. Dia sampai saat ini masih tercatat, belum keluar dari PNS. Memang ada, kapan itu dia ngomong sama temannya se bidang kalau mau mengundurkan diri. Tapi sampai sekarang suratnya belum ada,” kata Untung, Minggu (21/2).
 
Ridho sudah tak kerja sejak 28 Desember 2015. Ia pun tak pernah memenuhi panggilan Dishub mengenai ketidakhadiran ini. Meski demikian, status kepegawaian Ridho tak akan otomatis diputus. Pemerintah Kabupaten Malang menerapkan asas praduga tak bersalah dan menunggu vonis pengadilan.
 
Ridho tinggal di Perum Griya Permata Alam Blok JM Desa Ngijo Kabupaten Malang. Warga setempat mengetahui Ridho saat ini berjualan gado – gado dengan alasan telah mengajukan pensiun dini sebagai PNS.
 
Sebelumnya, Densus 88 menangkap beberapa orang yang diduga terlibat jaringan terorisme. Mereka antara lain, Badrodin Jalan Kamboja Nomor 43 Perumahan Green Hils Malang, Achmad Ridho Wijaya warga Perum Griya Permata Alam Blok JM Malang, Rudi Hadianto warga RT 1 RW 4 Dusun Kedawung Desa Ngijo Malang, M Romli warga Dusun Jetis, Mulyo Agung Malang, Handoko warga Poncokusumo Malang dan Aidin Suryana warga Kampung Ciketing Rawamangun Bekasi. 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending