Bagikan:

Terus Impor, Produksi Garam Dalam Negeri Melimpah

Dinas perdagangan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi diminta serius mendata jumlah pasokan garam yang ada daerahnya masing-masing. Selama ini, buruknya pendataan oleh Dinas Perdagangan jadi sebab ratusan ribu ton garam impor membanjiri Indonesia.

NASIONAL

Senin, 24 Feb 2014 08:40 WIB

Terus Impor, Produksi Garam Dalam Negeri Melimpah

impor garam, kontrak tani andalan

KBR68H, Jakarta - Dinas perdagangan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi diminta serius mendata jumlah pasokan garam yang ada daerahnya masing-masing. Selama ini, buruknya pendataan oleh Dinas Perdagangan jadi sebab ratusan ribu ton garam impor membanjiri Indonesia. 


Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional Winarno Tohir mengatakan saat ini stok garam yang ada di gudang milik petani melimpah. Jenis-jenis garam yang tersedia itu di antaranya garam produksi dan juga konsumsi. Kata dia, sudah dua tahun ini garam para petani tidak laku terjual karena pemerintah kerap mengabulkan permohonan importir garam. 


“Kami telusuri ke Jakarta siapa yang memberi impor, ternyata ada tanda tangan dari dinas perdagangan untuk impor. Ini sangat terlalu sekali. Kenapa seorang kepala dinas perdagangan tidak memahami kondisi di wilayahnya bahwa stok garam itu sedang banyak-banyaknya, malah merekomendasi untuk impor," ujar Winarno dalam perbincangan sarapan Pagi di KBR68H.


Winarno Thohir menambahkan, kualitas garam produksi petani sudah sangat baik, tak berbeda dengan kualitas garam impor. Winarno menambahkan, garam impor yang banyak masuk ke Indonesia selama ini banyak berasal dari Australia. 


Sebelumnya pada 2013 lalu, impor garam konsumsi yang mengalir ke Indonesia mencapai 255.000 ton. Sedangkan pada Januari - Februari tahun ini, sebanyak 135 ribu ton garam impor masuk ke Indonesia. Ini jadi ironi karena Indonesia mampu mencapai swasembada garam sebanyak 1,04 juta ton pada 2013 lalu.


Editor: Antonius Eko

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending