Sosialisasi Pemilu Kurang Menyasar Tuna Rungu
Wakil Ketua Panitia Pemilu Akses Penyandang Cacat (KPP PENCA) Heppy Sebayang mengatakan, kampanye atau iklan pemilu yang ada di radio maupun televisi selama ini tidak menyasar pada warga tunarungu atau yang mengalami gangguan pendengaran.

NASIONAL
Kamis, 13 Feb 2014 11:58 WIB

Pemilu 2014, difabel, disabilitas
KBR68H, Jakarta - Kelompok difabel di Indonesia menilai informasi tentang pemilihan umum 2014 belum merata ke seluruh warga dengan kebutuhan khusus.
Wakil Ketua Panitia Pemilu Akses Penyandang Cacat (KPP PENCA) Heppy Sebayang mengatakan, kampanye atau iklan pemilu yang ada di radio maupun televisi selama ini tidak menyasar pada warga tunarungu atau yang mengalami gangguan pendengaran.
Di samping itu, tidak semua petugas penyelenggara pemilu di daerah mengetahui cara melayani pemilih dari kelompok difabel.
"Informasi pemilu yang selama ini harus dioptimalkan untuk kelompok tunarungu. Kalau mengandalkan audio kan bermasalah dengan teman-teman yang tunangu. Yang kedua, kalau berkaitan dengan training atau pelatihan-pelatihan bagi penyelenggara pemilu, ini juga penting untuk bisa memberikan informasi terkait disabilitasnya," ujar Heppy dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM baru-baru ini menilai penyelenggaraan pemilu 2014 tidak sensitif atau tidak cukup berpihak kepada kelompok penyandang cacat.
Salah satu yang jadi sorotan adalah tidak adanya alat bantu mencoblos bagi pemilih tunanetra pada saat memilih calon anggota DPR dan DPRD pada 9 April mendatang. Banyak penyandang difabel yang merasa kesulitan untuk menyampaikan haknya di TPS.
Editor: Agus Luqman
Wakil Ketua Panitia Pemilu Akses Penyandang Cacat (KPP PENCA) Heppy Sebayang mengatakan, kampanye atau iklan pemilu yang ada di radio maupun televisi selama ini tidak menyasar pada warga tunarungu atau yang mengalami gangguan pendengaran.
Di samping itu, tidak semua petugas penyelenggara pemilu di daerah mengetahui cara melayani pemilih dari kelompok difabel.
"Informasi pemilu yang selama ini harus dioptimalkan untuk kelompok tunarungu. Kalau mengandalkan audio kan bermasalah dengan teman-teman yang tunangu. Yang kedua, kalau berkaitan dengan training atau pelatihan-pelatihan bagi penyelenggara pemilu, ini juga penting untuk bisa memberikan informasi terkait disabilitasnya," ujar Heppy dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM baru-baru ini menilai penyelenggaraan pemilu 2014 tidak sensitif atau tidak cukup berpihak kepada kelompok penyandang cacat.
Salah satu yang jadi sorotan adalah tidak adanya alat bantu mencoblos bagi pemilih tunanetra pada saat memilih calon anggota DPR dan DPRD pada 9 April mendatang. Banyak penyandang difabel yang merasa kesulitan untuk menyampaikan haknya di TPS.
Editor: Agus Luqman
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai