KBR68H, Jakarta - Teroris lulusan perang Suriah dinilai akan menjadi ancaman berbahaya bagi keamanan Indonesia. Pengamat terorisme Solahudin mengatakan, setidaknya ada 50 muslim radikal dari Indonesia ikut bertempur membantu pemberontak Suriah. Setelah kembali, kemampuan tempur mereka akan meningkat tajam ketimbang sebelum berangkat. Terlebih, keberangkatan mereka dimotori organisasi Islam radikal Jamaah Islamiyah.
"JI-lah sekarang kelompok yang paling aktif kampanye soal Suriah yang mendorong orang-orang, "kamu jangan jihad di sini, jihad di Suriah!" Sekarang ini, dalam satu tahun ini, tiap Minggu ada acara penggalangan dana dan seruan jihad ke Suriah. Bahwa mereka akan menjadi ancaman iya, bayangkan kalau mereka pulang, sekarang jihadisnya amatir, bom 150 ribu dan tidak meledak," ujar Pengamat terorisme Solahudin dalam diskusi dengan kru redaksi KBR68H.
Pengamat terorisme Solahudin memperingatkan, lulusan perang Suriah akan menyerupai lulusan perang Afganistan. Lulusan perang Afganistan seperti Amrozi dan Imam Samudra merupakan dalang di balik ledakan bom bali pada 2002. Ledakan dahsyat itu menewaskan 200 lebih orang dan melukai 200an lainnya.
Seratusan warga dari pelbagai belahan dunia ikut serta dalam perang meruntuhkan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah. Mereka yang terlibat berperang kebanyakan diberangkatkan melalui organisasi-organisasi radikal.
Editor: M. Irham
Pengamat: 50 WNI Lulusan Perang Suriah Jadi Ancaman Negara
KBR68H, Jakarta - Teroris lulusan perang Suriah dinilai akan menjadi ancaman berbahaya bagi keamanan Indonesia.

NASIONAL
Sabtu, 08 Feb 2014 07:40 WIB


perang, suriah, teroris
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai