KBR68H, Jakarta - Ketua Lembaga Toleransi ICRP Musdah Mulia menilai saat ini media makin bias dalam berita soal agama. Musdah Mulia mengatakan media-media ikut mencap sesat kelompok-kelompok tertentu.
Menurutnya, hal ini mampu menumbuhkan perpecahan di tengah masyarakat. Musdah menilai media perlu memiliki ahli soal peliputan agama.
"Jadi media itu harusnya netral, katakan saja kelompok Ahmadiyah yang begini dan begini. Nggak usah ikut-ikutan menyebut kelompok Ahmadiyah sesat. Loh kok kamu jadi ikut-ikutan menstigma?" kata Musdah Mulia.
Ketua Lembaga Toleransi ICRP Musdah Mulia menambahkan, kondisi ini dipengaruhi juga oleh Orde Baru yang menutup-nutupi isu SARA. Musdah menilai banyak media saat ini yang tunduk pada kelompok intoleran. Sedangkan wartawan yang punya semangat toleransi masih bisa dihitung dengan jari.
Musdah juga mengatakan beberapa pemilik media masih punya bias agama. Sejumlah berita yang menyudutkan Ahmadiyah dan Syiah belakangan makin ramai di media massa. Di antaranya berita penutupan masjid Ahmadiyah di Bekasi dan pengusiran kelompok Syiah di Sampang. Dalam berita-berita ini, wartawan ikut mencap mereka sebagai kelompok sesat.
Editor: Antonius Eko