KBR68H, Jakarta - Masa reses para anggota DPR dinilai banyak mengeluarkan anggaran yang mubazir. Direktur LSM pemerhati parlemen IPC, Sulastio mengatakan, padahal DPR seharusnya bisa menekan anggaran yang dikeluarkan.
Tapi yang terjadi menurutnya, justru terjadi pengeluaran ganda pada masa reses. Ia menilai hal tersebut menyalahi aturan dan harus diperbaiki.
"Praktek yang banyak terjadi adalah dobel anggaran pada saat reses. Di mana anggota DPR dibiayai untuk pulang ke daerah pemilihannya, tapi seringkali di awal atau di akhir masa reses itu, mereka juga pakai untuk kunjungan kerja. Bisa ke luar negeri dalam rangka penyempurnaan undang-undang misalnya. Saya kira, praktek ini yang seharusnya dibenahi. Karena apa, dari sisi anggaran negara saja, ini sudah menyalahi aturan," tegas Sulastio dalam Program Sarapan Pagi KBR68H (19/2).
Dalam laporan Indonesia Budget Center, disebutkan selama kurun waktu lima tahun, Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 menghabiskan anggaran hingga Rp. 11,8 triliun.
Dari jumlah total itu, sekitar Rp. 8,3 triliun dialokasikan untuk membiayai kegiatan para anggota dewan. Sementara sisanya, digunakan untuk anggaran Sekretariat Jenderal DPR.
Editor: Quinawaty Pasaribu