KBR68H, Jakarta - Petani garam di Jawa Barat mengeluhkan rendahnya harga garam lokal di pasaran saat ini. Salah satu petani garam asal Cirebon, Tanung mengatakan, rendahnya harga garam lokal, salah satunya disebabkan oleh masuknya garam impor di pasaran. Padahal, kata dia, stok garam yang dia miliki saat ini melimpah.
"Bulan-bulan sekarang itu harga garam tidak ada kenaikan bahkan pemasaran itu cenderung lesu. Setelah saya pelajari, kenapa garam biasanya kalau musim hujan itu harganya cenderung naik, tapi kenapa sekarang itu tidak ada kenaikan, bahkan pemasarannya itu cenderung lemah. Sekarang dari petani itu masih kisaran, Rp 450 itu nyampe di pinggir jalan, dari petani kisaran Rp 330," keluh Tanung di Program Sarapan Pagi KBR68H, Senin (24/02).
Salah satu petani garam asal Cirebon, Tanung mengaku rugi dengan maraknya garam impor yang beredar di pasaran. Padahal, dalam sehari ia biasanya menjual 5-10 ton. Namun, pasca masuknya garam impor hanya bisa menjual maksimal 2 ton garam.
Awal tahun ini garam impor sebanyak 135 ribu ton kembali masuk ke Indonesia periode Januari hingga Februari. Hal serupa juga terjadi pada tahun lalu, di mana sebanyak 255 ribu ton garam impor konsumsi juga masuk ke dalam negeri. Masuknya garam impor ini mendapat penolakan dari berbagai pihak. Apalagi Indonesia sudah mulai berswasembada garam selama tiga tahun terakhir. Tahun lalu Indonesia memproduksi garam 1 juta ton lebih.
Editor : Sutami