KBR68H, Jakarta - Kementerian Perdagangan akan mengubah sistem perizinan impor sapi. Ini dilakukan sebagai evaluasi menyusul adanya suap terkait izin penambahan impor daging sapi. Kasus suap ini menjerat bekas Presiden Partai keadilan Sejahtera PKS Luthfi Hassan Ishaq senilai Rp 1 miliar.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan Kemendag akan membuat sistem permintaan tambahan kuota impor atau izin impor daging sapi secara online. Dengan cara ini, pejabat dilarang bertemu langsung dengan pengusaha impor daging.
"Kita sebaiknya memperbaiki proses perizinannya dan salah satu yang kita tawarkan adalah apa yang kita lakukan di sini. Yaitu mengurangi interaksi antara pemohon. Jadi lewat electronic licensing, sehingga tidak ada tatap muka. Jadi seseorang hanya datang dalam satu loket. Kalau perlu tidak perlu datang ke loket. Email aja, semua dalam web base. Saya kira itu lebih baik dan transparan dan mengurangi interaksi," ujar Bayu Krisnamurthi.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menambahkan sistem penyaluran sapi potong juga akan diubah. Temasuk proses pemotongan sapi hingga siap dipasarkan. Bayu mengklaim, kelangkaan pasokan sapi selama ini disebabkan karut-marut sistem distribusi sapi potong. Sistem ini, kata dia, akan diajukan ke Kementerian Pertanian. Ini karena keputusan pemberian izin impor terakhir menjadi kewenangan Kementerian Pertanian.
Tersandung Suap, Kemendag Evaluasi Impor Sapi
Kementerian Perdagangan akan mengubah sistem perizinan impor sapi. Ini dilakukan sebagai evaluasi menyusul adanya suap terkait izin penambahan impor daging sapi. Kasus suap ini menjerat bekas Presiden Partai keadilan Sejahtera PKS Luthfi Hassan Ishaq seni

NASIONAL
Senin, 04 Feb 2013 18:16 WIB


Kemendag, Impor Sapi
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai