KBR68H, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara defisit neraca perdagangan senilai Rp 15,7 triliun sepanjang tahun lalu. Kepala BPS Suryamin mengatakan, ekspor Indonesia tahun lalu hanya Rp 1.800 triliun rupiah lebih (Rp 1.841 triliun lebih). Angka ini menurun hampir 2 triliun ketimbang tahun sebelumnya. Padahal, Indonesia tahun lalu mengimpor hingga Rp 1,857 triliun.
"Sehingga kumulatif neraca perdagangan juga defisit sebesar 1.63 miliar USD. Ini cukup tinggi. Di mana nilai impornya adalah 191,67 USD dan ekspornya 190,04 USD. Ini memang karena penurunan harga. Kalau volumenya meningkat dan harganya meningkat tidak 190 USD lah," ungkap Kepala BPS Suryamin dikantornya, Jakarta.
Kepala BPS Suryamin menambahkan, neraca perdagangan Indonesia terpukul karena defisit sektor minyak dan gas mencapai Rp 54 triliun lebih. Ini karena tingginya impor minyak untuk BBM bersubsidi. Di lain sisi, target produksi minyak tahun lalu tidak tercapai. Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memperkirakan neraca perdagangan menderita defisit hingga akhir tahun. Defisit itu bahkan dapat mencapai sekitar Rp 19,380 triliun.
Selama 2012, Indonesia Lebih Banyak Impor
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat negara defisit neraca perdagangan senilai Rp 15,7 triliun sepanjang tahun lalu. Kepala BPS Suryamin mengatakan, ekspor Indonesia tahun lalu hanya Rp 1.800 triliun rupiah lebih (Rp 1.841 triliun lebih). Angka ini menuru

NASIONAL
Jumat, 01 Feb 2013 15:29 WIB

impor, BPS, minyak
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai