Bagikan:

PKS Umumkan Pengganti Luthfi Hasan Ishaaq Hari Ini

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid dan Menteri Kominfo Tifatul Sembiring menjadi kandidat kuat sebagai presiden partai. Luthfi Hasan Ishaaq mundur dari jabatan presiden partai setelah Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menetapkannya se

NASIONAL

Jumat, 01 Feb 2013 13:35 WIB

PKS Umumkan Pengganti Luthfi Hasan Ishaaq Hari Ini

korupsi, impor sapi, pks, kpk

KBR68H, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid dan Menteri Kominfo Tifatul Sembiring menjadi kandidat kuat sebagai presiden partai. Luthfi Hasan Ishaaq mundur dari jabatan presiden partai setelah Komisi Pemberantasan Korupsi KPK menetapkannya sebagai tersangka korupsi. Anggota Majelis Syuro PKS Refrizal mengatakan, PKS berencana mengumumkan pengganti Luthfi hari ini.

"Kalau prediksi PKS itu, PKS itu pilihannya kalau sudah menjadi Presiden PKS dia tidak lagi menjadi pejabat publik. Pak Tifatul kalau nanti jadi Presiden PKS akan mengundurkan diri jadi menteri, tapi kalau Pak Hidayat dia kan sudah bukan pejabat publik. Kita tunggulah. Semuanya bagus, ada Pak Anis bagus, Hidayat bagus, semua bagus. Siapa yang dipilih PKS saya akan ikuti,” kata Refrizal.

Anggota Majelis Syuro PKS Refrizal berharap, presiden partai terpilih mampu memimpin partai dalam laga pemilu tahun depan.

Sebelumnya, KPK menetapkan empat tersangka dalam suap impor daging sapi. Keempat tersangka adalah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lutfhi Hasan Ishaaq dan orang dekatnya, Ahmad Fathanah, serta dua direktur PT Indoguna, Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi. Penetapan Luthfi sebagai tersangka ini berawal dari operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK, pada Selasa malam lalu. Anggota DPR itu diduga menerima suap Rp1 miliar dari PT Indoguna Utama untuk memuluskan proyek sapi impor tersebut.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending