KBR68H, Jakarta - Keputusan Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambilalih urusan partai dinilai sebagai sikap otoriter. Pengamat Politik Yudi Latif mengatakan, SBY terlalu khawatir terhadap capaian suara partainya bakal anjlok lantaran isu Anas Urbaningrum yang disebut-sebut terlibat korupsi. Yudi juga menilai, pengambilalihan itu lantaran SBY terlalu memperhatikan citra dirinya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus sebagai Presiden.
"SBY sangat menekankan keselamatan citranya itu sedemikian rupa. Sehingga kelihatannya mengambil risiko besar. Biasanya kan SBY akan menunggu sampai proses-proses yang diselesaikan oleh KPK. Tapi tampaknya kan KPK tidak bergerak cepat seperti yang diharapkan. Sementara dia juga berada di bawah bayang-bayang dirinya sendiri. Sikap apa yang diambil kalau perolehan suara partainya merosot. Bagaimanapun kan SBY ingin mewariskan satu masa depan kepada figur yang save bagi kepentingan dirinya," katanya usai diskusi yang bertajuk Quo Vadis Parpol Islam dan Arus Demokrasi Liberal.
Pengamat politik Yudi Latif. Sebelumnya Ketua Dewan Pembina sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk mengambilalih urusan Partai Demokrat. Hal ini dilakukan menyusul bergulirnya isu Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum yang terlibat korupsi. Selain itu, ia juga sempat meminta KPK untuk memperjelas status hukum kader partainya itu.
Pengamat: SBY Otoriter Karena Ambil Alih Peran Anas Urbaningrum
KBR68H, Jakarta - Keputusan Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengambilalih urusan partai dinilai sebagai sikap otoriter.

NASIONAL
Minggu, 10 Feb 2013 20:45 WIB


Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai