Masjid Ahmadiyah Disegel, Bukti Negara Dikendalikan Kelompok Intoleran

KBR68H, Jakarta - Gerakan Indonesia Tanpa FPI menilai penyegelan masjid Ahmadiyah di Pondok Gede Bekasi sebagai bukti negara dikendalikan kelompok intoleran.

Juru Bicara Gerakan Indonesia Tanpa FPI Tunggal Pawestri mengatakan, aksi kelompok intoleran ini tidak bakal pernah padam jika tetap dibiarkan oleh pemerintah. Merujuk pada kasus di Bekasi, terlihat jelas bahwa pemkot takut dengan ancaman kelompok radikal ini.

“Mestinya ada usaha yang serius dari pemerintah daerah untuk memberikan jaminan kebebasan beragam, itu kan pasti ya. Tapi polisi atau aparat penegak hukum harus bertindak tegas terhadap potensi yang kemudian membahayakan teman-teman dari Ahmadiyah misalnya," ujar Tunggal kepada KBR68H.

Sementara, Front Pembela Islam (FPI) menampik tudingan berada dibalik penyegelan masjid Ahmadiyah Pondok Gede Kota Bekasi. Wakil Sekjen FPI Awit Masyhuri menyatakan, penyegelan murni desakan dari masyarakat dan itu dilakukan pemkot karena sudah mengantongi surat resmi dari pemerintah provinsi.

“Sudah lama itu Walikota mau segel, desakan dari masyarakat dan akhirnya disegel sekarang. Tidak benar itu 100% dari FPI ? Tidak, itu kan sudah ada SK Gubernur Jawa Barat, terus Walikota juga sudah bikin keputusannya, nah sekarang baru eksekusinya," jelas Awit kepada KBR68H.

Pemerintah Kota Bekasi Jawa Barat sebelumnya menyegel dan melarang semua kegiatan Jemaat Ahmadiyah di Jatibening Pondok Gede. Pejabat Pemkot Bekasi Aseo Syarif Hidayat menyatakan, pelarangan terhadap semua aktivitas kegiatan Jemaat Ahmadiyah ini mempunyai dasar hukum yang jelas. Namun Juru bicara Ahmadiyah Deden Sudjana menyatakan, berdasarkan keterangan petugas, ancaman FPI yang bakal menyegel masjid seiring dengan pelantikan DPC FPI (Front Pembela Islam) Jati Bening besok,