KBR68H, Jakarta - LSM lingkungan Greenpeace menyarankan kepada Pemerintah untuk menghentikan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap batubara.
Menurut juru kampange Iklim dan Energi Greenpeace Arif Fiyanto mengatakan nilai ekonomi yang dihasilkan dari batubara tidak signifikan dengan dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan pertambangan batubara. Dia mengklaim sumbangan batubara terhadap perekonomian Indonesia tidak signifikan. Hanya menyumbang 3 persen dari Gross Domestic Product (GDP) tahun lalu.
"Ekspor batubara ini diteruskan kemudian, PLTU-PLTU dibangun terus. Maka jangankan memenuhi komitmennya, menurut perhitungan kita emisi gas rumah kaca dari sektor energi dalam hal pembangkit listrik tenaga batubara ini akan melonjak drastis. Dua atau tiga kalilipat dengan angka sekarang. Dalam bahasa kita, seharusnya pemerintah menghentikan ketergantungan yang sangat tingi terhadap bahan bakar fosil ini, terutama batubara. Segera beralih ke energi terbarukan. Ekspor batubara yang sangat besar-besaran ini memang didorong oleh kalau kita sebut mafia energi," ujar Arif Fiyanto.
Sebelumnya Indonesia menduduki peringkat keempat dunia dalam menyumbang emisi gas rumah kaca. Emisi tersebut dihasilkan dari pertambangan batubara secara besar-besaran di Kalimantan. Sementara komoditi batubara yang ditambang Indonesia lebih banyak diekspor ke negara-negara lain.
Greenpeace : Stop Ketergantungan Pada Batubara
LSM lingkungan Greenpeace menyarankan kepada Pemerintah untuk menghentikan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap batubara.

NASIONAL
Senin, 04 Feb 2013 19:23 WIB


Batubara
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai