KBR68H, Jakarta - Besarnya ongkos subsidi di Indonesia menyurutkan minat investor Amerika Serikat untuk membangun pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Menurut Amerika Serikat, besarnya subsidi energi menunjukan kalau keuangan PT PLN tidak sehat membiayai penyediaan listrik di tanah air. Duta Khusus Amerika Serikat untuk urusan energi Carlos Pascual mengatakan para investor asal Amerika ragu mengembangkan listrik dengan energi terbarukan karena sangsi PLN mampu membeli listrik dengan harga pasar. Karena itu, kata dia, pemerintah Indonesia harus mengizinkan PLN menaikan tarif listrik untuk menyehatkan keuangannya.
"Pelajaran yang dapat diambil adalah kalian harus membuat kepastian harga dari energi dan dana subsidi seharusnya tidak membuat kepastian harga menjadi tidak jelas. Selain itu pemerintah Indonesia harus membuat subsidi menjadi lebih transparan dan tepat sasaran untuk warga miskin sehingga harga akan semakin jelas dan dapat diprediksi," ujarnya usai diskusi soal energi terbarukan di kantor sekretariat ASEAN, Jakarta.
Pascual juga minta pemerintah Indonesia untuk menyalurkan subsidi energi secara tepat sasaran. Dengan begitu, beban subsidi energi di dalam negeri bisa berkurang. Sebelumnya pemerintah Amerika menjalin kerjasama dengan pemerintah Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya untuk pengembangan energi terbarukan. Sektor energi merupakan salah satu acuan kerjasama yang ditawarkan oleh Presiden Barack Obama selain kerja sama pembangunan infrastruktur dan ekonomi.