KBR, Jakarta- Tim pencarian dan pertolongan (SAR) mengungkapkan sejumlah kendala dan situasi yang terjadi di Desa Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, setelah bencana longsor.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Semarang, Mulwahyono mengatakan, tingginya intensitas hujan dan kerusakan jalan-jalan mengakibatkan akses ke lokasi longsor menjadi sangat sulit. Saat ini, tim gabungan masih berupaya kerasmengevakuasi korban.
“(Karena hujan) sengaja kita stop pencariannya. Karena kita tahu dengan adanya hujan tentu potensi potensi kejadian longsor susulan itu bisa saja terjadi. Nah, ini kita hindari. Kendala yang berikutnya tentunya terkait dengan lokasi kejadian maupun lokasi area pencarian yang lumayan jauh dari posko gabungan. Ini kurang lebih 4 kilometer, ya, jaraknya. Nah, untuk akses ke sana itu kita lakukan dengan jalan kaki serta kesulitan lain itu untuk loading peralatan," ujar Mulwahyono kepada KBR, Rabu, (22/1/2025).
Baca juga:
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Semarang, Mulwahyono menambahkan, situasi di posko pengungsian aman terkendali, hanya saja diperlukan penambahan tenda. Dia juga menyampaikan bantuan obat-obatan, makanan, dan pakaian cukup untuk para korban terimbas.
"Kita terbagi dalam cluster-cluster, ya. Tentunya menjadi ranah dari masing-masing cluster. Siapa berbuat apa, ya, termasuk dengan cluster kesehatan, cluster mungkin trauma healing. Jadi, sudah ada di masing-masing posko. Insyaallah sih sampai sore ini tadi banyaklah berdatangan bantuan-bantuan dari mana-mana, ya. Entah itu berupa makanan, ataupun snack, ataupun pakaian," katanya.
Tercatat, hingga Rabu, (22/1/2025), korban meninggal akibat longsor di Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, bertambah jadi 20 orang, dan 8 masih dinyatakan hilang.