KBR, Situbondo- Jumlah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terus bertambah. Tercatat, hingga pekan kedua Januari, ada 210 ekor sapi terinfeksi PMK. Dari jumlah itu, 43 ekor sapi mati karena positif penyakit mulut dan kuku.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo Achmad Junaidi mengatakan, jika dihitung secara rata-rata, ada delapan ekor sapi mati karena PMK dalam sepekan. Ia mengeklaim, sebagian besar sapi yang mati berasal dari luar Situbondo yang belum divaksinasi PMK.
“Jadi, pemerintah provinsi pun saat ini sedang mengusahakan bagaimana vaksin masih bisa dibiayai pemerintah. Pemerintah kabupaten juga masih berusaha juga bagaimana menganggarkan vaksin ini dari pemerintah. Tetapi, sebelum itu turun dianjurkan masyarakat bisa melakukan vaksin mandiri, karena tidak semua peternak bisa melakukan vaksin mandiri, karena tidak semua peternak juga mampu,” ujar Achmad Junaidi, Rabu, (8/1/2025).
Vaksin Kosong
Achmad Junaidi menjelaskan, Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo telah memvaksinasi 1.500 dosis vaksin untuk mencegah penularan PMK pada ternak sapi. Total, sejak 2024, sudah lebih dari 400 ribu dosis vaksin telah disuntikkan.
Namun, kata dia, saat ini Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo sudah tidak lagi mempunyai stok vaksin. Stok vaksin yang ada sudah digunakan semua, baik yang berasal dari Kementrian Pertanian maupun pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pemkab berencana menutup pasar hewan di Situbondo untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Sekilas tentang PMK
Mengutip distanpangan.baliprov.go.id, PMK adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular dan akut. PMK menyerang hewan berkuku genap/belah, semisal domba, babi, sapi, kambing, juga hewan liar seperti gajah.
Virus PMK bisa bertahan lama di lingkungan, dan bertahan hidup di kelenjar, tulang, susu serta produk susu. Penyakit mulut dan kuku memiliki masa inkubasi 1-14 hari. Tanda hewan terkena PMK antara lain lepuh dan erosi di sekitar mulut, gusi, lidah, dan kulit di sekitar kuku, pincang, bahkan kuku bisa terlepas.
PMK juga dikenal dengan airborne diseases, karena kecilnya virus dan kecepatannya menyebar dengan bantuan angin hingga ratusan kilometer.
Baca juga: