KBR, Jakarta – Pemerintah akan melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis di lembaga pendidikan, sekolah, madrasah, dan pondok pesantren.
Realisasi program pemeriksaan kesehatan gratis ini dibahas bersama oleh Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Pada tahun ajaran baru ini screening akan dilakukan. Alatnya nanti kita akan suplai," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat di Kantor Kemenko PMK, Kamis (23/1/2025).
"Ada sekitar 65 jutaan siswa sekolah dan madrasah. Pada prinsipnya, semakin sehat siswa tentu akan semakin produktif. Nantinya, medical chek-up nya dilakukan di kantor atau klinik masing-masing," imbuhnya.
Terkait data, Budi akan menggunakan data saat pandemi COVID-19 pada sistem PeduliLindungi yang berbasis NIK. Namanya Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK).
"Minggu depan kami akan mulai sosialisasi ke Pondok Pesantren dan Madrasah melalui dokter-dokter pada ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah (Muslimat, Fatayat, dan Aisyiyah). Karena mereka-mereka ini menguasai ilmu kesehatan juga ilmu keagamaan," kata Budi.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas program ini.
"Terkait teknis, kami memiliki 42 ribu pondok pesantren se-Indonesia, dan memiliki santri kurang lebih 22 jutaan. Ketika satu santri sakit, tentu (berpotensi) akan menularkan penyakit ke santri lainnya," jelas Menag.
Bagi Menag, perlu ada inisiasi lebih awal dari Kemenkes untuk sosialisasi ke pondok pesantren. Dia menyebut kebanyakan penyakit di pondok pesantren yakni gatal-gatal, kulit, batuk, dan demam.
Baca juga:
- Pemda Diminta Serius Dukung Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis
- Masyarakat Antusias Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Menkes Hadapi Ekspektasi Tinggi