Bagikan:

Pemeriksaan Gratis Juga Digelar di Sekolah dan Pesantren

Pemerintah akan menggunakan data saat pandemi COVID-19 pada sistem PeduliLindungi yang berbasis NIK.

NASIONAL

Sabtu, 25 Jan 2025 14:03 WIB

kesehatan

Petugas kesehatan memeriksa pasien di Puskesmas Gambir, Jakarta, Kamis (26/12/2024). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

KBR, Jakarta – Pemerintah akan melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis di lembaga pendidikan, sekolah, madrasah, dan pondok pesantren.

Realisasi program pemeriksaan kesehatan gratis ini dibahas bersama oleh Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Pada tahun ajaran baru ini screening akan dilakukan. Alatnya nanti kita akan suplai," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat di Kantor Kemenko PMK, Kamis (23/1/2025).

"Ada sekitar 65 jutaan siswa sekolah dan madrasah. Pada prinsipnya, semakin sehat siswa tentu akan semakin produktif. Nantinya, medical chek-up nya dilakukan di kantor atau klinik masing-masing," imbuhnya.

Terkait data, Budi akan menggunakan data saat pandemi COVID-19 pada sistem PeduliLindungi yang berbasis NIK. Namanya Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK).

"Minggu depan kami akan mulai sosialisasi ke Pondok Pesantren dan Madrasah melalui dokter-dokter pada ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah (Muslimat, Fatayat, dan Aisyiyah). Karena mereka-mereka ini menguasai ilmu kesehatan juga ilmu keagamaan," kata Budi.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan apresiasi atas program ini.

"Terkait teknis, kami memiliki 42 ribu pondok pesantren se-Indonesia, dan memiliki santri kurang lebih 22 jutaan. Ketika satu santri sakit, tentu (berpotensi) akan menularkan penyakit ke santri lainnya," jelas Menag.

Bagi Menag, perlu ada inisiasi lebih awal dari Kemenkes untuk sosialisasi ke pondok pesantren. Dia menyebut kebanyakan penyakit di pondok pesantren yakni gatal-gatal, kulit, batuk, dan demam.

Baca juga:


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending