KBR, Jakarta- Kalangan koalisi sipil anti korupsi menilai riset Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) soal Presiden ke-7 Joko Widodo sesuai dengan kondisi selama berkuasa.
Ketua Indonesia Memanggil IM57+ Institute, Lakso Anindito mengatakan OCCRP bukan satu-satunya riset yang memasukan Jokowi dalam daftar finalis pemimpin paling korup di dunia. Karena itu, menurut dia, hal ini sangat mungkin menjadi pintu masuk untuk memeriksa Jokowi.
"Artinya ketika OCCRP sebagai organisasi yang kredibel dalam melakukan proses investigasi journalism menemukan bahwa Jokowi pantas masuk sebagai salah satu finalis, maka sangat bisa dan sangat mungkin bagi aparat penegak hukum untuk menggali lebih lanjut apa landasan dan informasi yang dapat disampaikan oleh organisasi tersebut. Sehingga mempertimbangkan Jokowi mendapatkan posisi itu jadi kalau saya pikir merupakan hal yang tetap bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum," ujar Lakso kepada KBR, Rabu (1/1/2025).
Ketua IM57+ Institute, Lakso Anindito menyebut sumber dan informasi yang diperoleh penegak hukum bisa didapatkan dari mana saja, salah satunya bisa dari hasil riset OCCRP.
Lakso mengatakan, hal ini menjadi momok memalukan bagi Indonesia karena memiliki mantan presiden yang korup. Karena Ia mengatakan pasca reformasi, RI dikenal sebagai negara yang anti korupsi.
Karena itu, Ia menegaskan temuan ini harus menjadi pembelajaran bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak membiarkan praktik korupsi. Sebab menurutnya, akan membuat presiden meninggalkan warisan yang buruk.
"Karena pukulan mundur terhadap pemberantasan korupsi. dan adanya pembiaran terhadap skandal besar akan membuat presiden meninggalkan legacy yang buruk, dan itu yang ditinggalkan oleh pak Jokowi," kata Lakso.
Sebelumnya, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mengumumkan Presiden RI ketujuh Joko Widodo masuk dalam nominasi finalis tokoh Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi 2024.
Jokowi menjadi salah satu dari lima finalis lain yang paling banyak dipilih tahun ini. Keempat tokoh lain yang masuk ke dalam kategori itu Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Hasina, dan Pengusaha dari India Gautam Adani.
Baca juga:
- Jokowi Finalis OCCRP, Djarot PDIP: Perlu Ditindaklanjuti KPK