Bagikan:

Harga MinyaKita Melambung, Ini Penyebabnya Menurut Pedagang Pasar

"Hendaknya kalau memang pemerintah mendapat kesulitan, kami diajak duduk dan diajak bicara"

NASIONAL

Jumat, 17 Jan 2025 08:08 WIB

Author

Hoirunnisa

HET Minyakita

Warga membeli Minyakita di Pasar Kosambi, Bandung, Jabar, Rabu (08/01/25). (Antara/Raisan Al Farisi)

KBR, Jakarta –  Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menduga pasokan yang tidak merata jadi menyebab harga Minyakita meroket jauh diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).  Dewan Pembina APPSI, Ngadiran mengatakan perlu ada kebijakan sebagai langkah berkeadilan antara pasokan Minyakkita di ritel modern dan pasar tradisional.

"Memang hendaknya pasokan, baik terhadap retail modern, maupun terhadap retail tradisional diberikan perimbangan. Karena sekarang nggak ada perimbangan. Ada prosedur mungkin, anggapannya retail tradisional sulit penyalurannya, mungkin agak ribet. Sehingga mereka lebih percaya memasok ke ritel modern," kata Ngadiran kepada KBR, Kamis (16/1/2025).

Menurut Dewan Pembina APPSI, Ngadiran, HET saat ini Rp15.700, namun para pedagang sudah membeli melalui distributor sebesar Rp16.000. Itu juga yang menjadi penyebab lain banyak pedagang menjual diatas HET.

"Satu botol (Minyakita) ada yang ngambil untuk Rp500, mungkin ada yang Rp700, gedenya Rp1000. Sehingga kalau dihitung-hitung ada yang jual Rp17.000 karena dia mungkin belinya juga sudah Rp16.000," kata Ngadira.

Baca juga:

Dewan Pembina APPSI, Ngadiran mendorong pemerintah melakukan penataan ulang baik dalam hal distribusi hingga penetapan HET untuk pedagang-pedagang. Ia juga mengungkapkan para pedagang pasar kerap kesulitan dalam mendapatkan distribusi Minyakkita.


Ia mengatakan pemerintah perlu duduk bersama dengan para pedagang untuk mencari solusi dari berulangnya masalah HET ini.

"Hendaknya kalau memang pemerintah mendapat kesulitan, kami diajak duduk dan diajak bicara. Agar supaya pemerintah bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk seluruh pihak," kata Ngadiran.

Harga minyak goreng Minyakita, di sejumlah daerah berada di Rp 17 ribu hingga Rp 19 ribu per liter atau lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah yakni sebesar Rp 15.700 per liter.

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending