Bagikan:

Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Bapanas Sebut di Nduga Rp180 Ribu

"Jauh di atas acuan pemerintah kita di sekitar 50 ribu,"

NASIONAL

Senin, 13 Jan 2025 11:12 WIB

Cabai rawit merah melambung

Cabai rawit merah melambung di Pasar Besar Palangka Raya, Kalteng, Jumat (10/01/25). (Antara/Auliya Rahman)

KBR, Jakarta-  Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat cabai rawit merah mengalami kenaikan harga yang luar biasa dalam dua minggu terakhir, yakni hingga mencapai 180 persen di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah untuk di tingkat konsumen. Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono kenaikan harga cabai rawit di atas HAP, terjadi di 326 kabupaten/kota yang di atas HAP.

"Ini memang kenaikannya cukup luar biasa dalam dua minggu terakhir atau sejak awal Januari 2025. Ini harga tanggal kemarin hari Minggu, catatan kami ada di kepulauan Tanimbar 160 ribu meskipun tadi sampaikan di Nduga ya ada yang 180 ribu per kilo. Tentu jauh di atas acuan pemerintah kita di sekitar 50 ribu," kata Maino saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Senin (13/01/25).

Maino menyebut, Bapanas pada Kamis 9 Januari lalu telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian, produsen, dan petani cabai untuk menyikapi kondisi harga cabai yang terus naik signifikan. Kata dia, langkah yang telah dan akan dilakukan pemerintah dan pihak-pihak terkait tersebut adalah memastikan penyediaan cabai dengan harga petani yang lebih terjangkau yang bisa dinikmati oleh konsumen langsung.

Kata dia pemerintah akan mencermati, jika dalam satu minggu semenjak rakor, harga cabai rawit merah terus melambung maka ada beberapa langkah-langkah yang akan diambil. Langkah tersebut kata dia melalui pemberian bantuan subsidi transportasi atau fasilitasi pangan, penjualan melalui gerakan pangan murah yang juga sudah mulai di inisiasi dinas pangan daerah, serta dukungan pemerintah daerah lewat subsidi harga maupun transportasi.

"Namun demikian yang ini perlu hati-hati karena memang hari ini situasinya kalau kita mobilisasi cabai dari wilayah sentral atau wilayah produksi ke Jabodetabek, khususnya, jangan sampai mengganggu wilayah-wilayah yang lainnya," pungkasnya.

 Baca juga:

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional harga cabai rawit merah melambung di sejumlah daerah. Di Jakarta misalnya, pekan lalu harga cabai rawit merah  tercatat Rp130 ribu per kilogram.

Dikutip dari Badan Pangan Nasional, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo, membeberkan sebab musabab terjadinya fluktuasi harga cabai karena faktor cuaca.

"Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat," sebutnya.

Ia mengutarakan transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan. Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya.

"Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70 persen, kegagalan karena hujan. (Selain itu) produktivitas turun karena rontok bunga (akibat) hujan, angin. Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen. (Lalu) petani banyak yang mengganti (tanam cabai dengan) komoditas tanaman lain," ujar Tunov.

 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending