Bagikan:

Vaksinasi pada Warga Komorbid, Begini Kata Komnas Penilai Obat

"Kehati-hatian atau perlu konsul kepada dokter yang merawat, jika pada pasien yang mengalami penyakit yang kronik yang serius, seperti contoh penyakit kardiovaskular, hipertensi tidak terkontrol,"

BERITA | NASIONAL | RAGAM

Minggu, 31 Jan 2021 20:53 WIB

Author

Muthia Kusuma

Vaksinasi pada Warga Komorbid, Begini Kata Komnas Penilai Obat

Vaksin COVID-19 sinovac tahap kedua kepada nakes RSUD Sidoarjo, Jatim, Jumat (29/1). (Antara/Umarul Faruq)

KBR, Jakarta-  Anggota Tim Komnas Penilai Obat, dr. Jarir At Thabari menjelaskan belum ada data mengenai interaksi antara vaksin yang disuntikan dengan obat yang dikonsumsi pasien komorbid. Dia menegaskan, bagi pasien yang mengonsumsi obat immunosuppressive, seperti obat chemotherapy dan obat sitotoksik harus berhati-hati karena dikhawatirkan dapat nenurunkan respon tubuh terhadap vaksin. 

Dia pun menganjurkan agar pasien yang mengonsumsi obat medis untuk konsultasi ke dokter terkait potensi interaksi obat dengan vaksin.

"Kehati-hatian atau perlu konsul kepada dokter yang merawat, jika pada pasien yang mengalami penyakit yang kronik yang serius, seperti contoh penyakit kardiovaskular, hipertensi tidak terkontrol, diabetes tidak terkontrol, penyakit liver dan ginjal serta keganasan atau kanker," ucap Jarir dalam diskusi daring, Minggu, (31/1/2021).

Anggota Tim Komnas Penilai Obat, dr. Jarir At Thabari menambahkan, beberapa pasien disarankan untuk menunda vaksinasi. Semisal pasien epilepsi tidak terkontrol, penyakit sistem syaraf progresif, penyakit autoimun, asma, dan penyakit kronik yang serius, seperti diabetes tak terkontrol dan penyakit ginjal.

Lebih jauh Jarir mengatakan, dalam proses vaksinasi, perlu dilakukan monitor keamanan vaksin. Ia beralasan, pada saat uji klinis bakal calon vaksin itu diberikan terhadap subjek yang sangat homogen dan tidak mempunyai penyakit penyertan atau komorbid. 

Karena itu, pada saat vaksin digunakan, pemerintah perlu mengawasi reaksi vaksin pada kelompok beragam dengan komorbid. Semisal monitoring reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak sering dan jarang terjadi, serta reaksi vaksin yang terlambat munculnya, atau tidak terdeteksi pada uji klinis pralisensi.

Editor: Rony Sitanggang

Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending