Bagikan:

Takut Meledak, Pemerintah Tak Akan Pangkas Izin Usaha Smelter

"Butuh keterlibatan teknis dari kementerian teknis. Tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada BKPM. kalau smleter meledak, dampak lingkungan akan dahsyat sekali."

BERITA | NASIONAL

Senin, 30 Jan 2017 14:54 WIB

Author

Dian Kurniati

Takut Meledak, Pemerintah Tak Akan Pangkas   Izin Usaha Smelter

Ilustrasi: Smelter (Sumber: BP Bintan)


KBR, Jakarta- Pemerintah menyatakan tak akan memangkas durasi layanan perizinan untuk usaha pemurnian mineral atau smelter, meski subsektor lainnya izinnya sudah dipangkas jadi tiga jam. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengatakan, pemberian izin usaha smelter lebih rumit dibanding bidang lain di sektor energi, seperti pembangkit listrik.

Selain itu, kata Thomas, kerumitan usaha smelter juga dapat dilihat dari keterlibatan banyak tenaga kerja asing.

"Smelter ini memang potensi dampak lingkungan hidup dan juga misalnya dari sisi tenaga kerja asing itu lebih ruwet daripada pembangkit listrik. Butuh keterlibatan teknis dari kementerian teknis. Tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada BKPM. kalau smelter meledak, dampak lingkungan akan dahsyat sekali. kalau pembangkit listrik meledak, dampaknya tidak besar," kata Thomas di kantornya, Senin (30/01/17).

Thomas mengatakan, pemerintah masih mempertimbangkan aspek keamanan dan lingkungan hidup sebelum memberikan izin usaha pada smelter. Sehingga, kata dia, pemberian izin usaha smelter itu masih memerlukan keterlibatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara intensif.

Meski begitu, Thomas berujar, izin usaha smelter yang saat ini ada sudah cukup mudah. Dia juga menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, usaha smelter di Indonesia sudah berkembang baik, dengan nilai investasi triliunan rupiah.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending