Bagikan:

Hina Militer Indonesia, Panglima: Australia Sudah Minta Maaf

"Meminta maaf kepada Kasad dan kepada saya. Karena beliau sahabat saya, saya juga mengirimkan surat, terima kasih atas permintaan maafnya dan kita hentikan dulu program tersebut,"

BERITA | NASIONAL

Kamis, 05 Jan 2017 13:53 WIB

Author

Dian Kurniati

Hina Militer Indonesia, Panglima: Australia Sudah Minta Maaf

Panglima TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Panglima TNI Gatot Nurmantyo menyatakan sudah menerima surat permintaan maaf dari Kepala Militer Angkatan Udara Australia Marsekal AU Mark Binskin ihwal materi militer Australia yang dianggap  menghina militer Indonesia. Gatot mengatakan, militer Australia juga berjanji bakal mengubah kurikulum yang materinya dipersoalkan pemerintah.

Kata Gatot, Australia juga sudah mengirim kepala staf angkatannya untuk bertemu.

"Marsekal AU Mark Binskin adalah sahabat, teman baik saya. Akhirnya beliau mengirim surat kepada saya, satu permohonan maaf, yang kedua akan memperbaiki kurikulum, ketiga akan melaksanakan investigasi, dan keempat, akan mengirimkan kepala staf angkatan (chief army Australia) untuk meminta maaf kepada Kasad dan kepada saya. Karena beliau sahabat saya, saya juga mengirimkan surat, terima kasih atas permintaan maafnya dan kita hentikan dulu program tersebut," kata Gatot di Hotel Bidakara, Kamis (05/01/16).

Panca Gila

Gatot mengatakan, materi tentang isu HAM Indonesia di kurikulum militer Australia sudah dihentikan. Kata Gatot, setelah permintaan maaf itu, Indonesia dan Australia akan sama-sama menginvestigasi materi kurikulum yang dianggap menghina Indonesia. Kata dia, durasi investigasi itu tergantung pada militer Australia.

Gatot mengatakan, sikap Australia itu menyakitkan pemerintah Indonesia, sehingga dia langsung menarik perwira yang sebelumnya dikirim untuk mengajar ke sana.

"Pada saat mengajar di sana, ditemukan hal tidak etis sebagai negara sahabat yang mendiskresikan TNI dan bangsa Indonesia, bahkan ideologi bangsa Indonesia. Contohnya, kurikulumnya dan pelajarannya, pekerjaan dari siswanya pun sama. Terlalu menyakitkan sehingga tidak perlu dijelaskan. Tentang tentara yang dulu, Timor Leste, Papua juga harus merdeka dan tentang Pancasila yang diplesetkan jadi Pancagila," kata Gatot di Hotel Bidakara, Kamis (05/01/17).

Gatot mengatakan, pendidikan militer utamanya adalah soal doktrin untuk para tentara. Kata dia, doktrin itu berisi agar tentara memiliki kecintaan pada ideologi bangsanya. Sehingga, menurutnya, tentara tersebut akan selalu siap mengorbankan jiwa dan raga menghadapi setiap masalah. Dia berkata, doktrin yang diterima tentara itu harus sama, termasuk soal musuh negara.

Menurut Gatot, saat terjalin kerja sama militer antara TNI dan Angkatan Bersenjata Australia, hal sebaliknya justru terjadi. Kata dia, seorang perwira TNI AD yang dikirim untuk mengajar ke Pasukan Khusus AS Australia menemukan materi yang bertentangan dengan doktrin militer di Indonesia. Sehingga, kini perwira tersebut sudah ditarik pulang dan Australia menghentikan materi yang dipersoalkan Indonesia.


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending