Bagikan:

FPI Demo Mabes, Wiranto: Jangan Jadikan Tren Menekan

"Tren untuk menyulitkan seseorang, menjelekkan seseorang, menjelekkan pemerintah, menyudutkan pemerintah, itu yang tidak kehendaki dalam negara demokrasi,"

BERITA | NASIONAL

Senin, 16 Jan 2017 18:29 WIB

FPI Demo Mabes, Wiranto: Jangan Jadikan Tren Menekan

Demo FPI di mabes Polri. (Foto: KBR/Gilang R.)


KBR, Jakarta- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meminta agar demonstrasi tidak dijadikan tren untuk menekan. Ini untuk menanggapi demonstrasi FPI  yang menuntut pencopotan Kapolda Jawa Barat dan Kapolda Metro Jaya. Wiranto mengatakan, demonstrasi merupakan jalan terakhir untuk menyampaikan protes atau tuntutan.

"Tatkala ada sesuatu yang tidak beres, bisa dikomunikasikan, tidak perlu harus demo. Demo itu suatu cara terakhir, kalau komunikasi itu nggak jalan. Sekarang itu jalan komunikasi, jangan sampai demo jadi tren untuk menekan, tren untuk menyulitkan seseorang, menjelekkan seseorang, menjelekkan pemerintah, menyudutkan pemerintah, itu yang tidak kehendaki dalam negara demokrasi," kata Wiranto di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1/2017).

Wiranto memperingatkan para pendemo untuk tetap mematuhi aturan. Ia menegaskan, aparat keamanan tak segan-segan menindak demonstran yang melanggar.

"Hak menyatakan pendapat di muka umum boleh, tetapi ada rambu-rambunya, syaratnya, kalau syarat-syarat rambu-rambu itu dilanggar, ya berhadapan dengan aparat keamanan," imbuhnya.

Wiranto menjamin pemerintah tidak memiliki niat buruk untuk menyengsarakan rakyat.

"Saya jamin tidak ada niat pemerintah sedikitpun yang ingin menyengsarakan rakyat, tidak ada, saya hari-hari ikut rapat kabinet, nggak pernah mangkir, ikut, dan dengan pengalaman saya empat pemerintahan saya yakini bahwa pemerintahan sekarang ini, niatnya baik," pungkas Wiranto. 


Editor: Rony Sitanggang

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending