Bagikan:

Yayasan Pusaka Papua Ingatkan Program Investasi Jokowi Ciptakan Konflik Baru

Semestinya kata dia, pemerintah menggelar dialog dengan warga Papua sebelum memulai program.

BERITA | NASIONAL

Senin, 25 Jan 2016 19:03 WIB

Yayasan Pusaka Papua Ingatkan Program Investasi Jokowi Ciptakan Konflik Baru

Dokumen foto Joko Widodo (Jokowi) di Kampung Hebeaibulu, Yoka, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, Kamis (5/6/2014). Foto: Antara

KBR, Jakarta- Direktur Pelaksana Yayasan Pusaka Papua, Franky Samperante menyebut program Investasi Ciptakan Lapangan Kerja Tahap III berpotensi menimbulkan konflik baru antara masyarakat Papua dengan para pendatang dan investor. Semestinya kata dia, pemerintah menggelar dialog dengan warga Papua sebelum memulai program. Ia menyarankan, agar pemerintah mengevaluasi terlebih dahulu seluruh izin-izin investasi di Papua. Sebab menurutnya, hampir seluruh perusahaan melanggar HAM di wilayah konsesinya.

"Dalam hal program ini semestinya ada dialog dan meminta pendapat masyarakat, tapi Presiden Jokowi lalai dan tidak melakukan itu. Jadi program ini akan sia-sia dan tidak akan mendapat dukungan masyarakat Papua kecuali bagi masyarakat di luar Papua. Itu artinya Jokowi memperluas konflik-konflik baru di Papua," ujar Franky, Senin (25/1/2015)

Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan program Investasi Ciptakan Lapangan Kerja Tahap III. Pengambilan fokusnya kali ini di wilayah Indonesia Timur. Tujuannya untuk mengurangi kesenjangan antar-wilayah. Program investasi ciptakan lapangan kerja tahap I diikuti 16 perusahaan, sementara tahap II diikuti 14 perusahaan. Sedangkan untuk program tahap II ini diikuti 10 perusahaan yang berasal dari Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Masalahnya, menurut Franky, tiga dari 10 perusahaan ini memiliki rekam jejak yang buruk bagi Warga Papua. 

Editor: Malika

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending