KBR, Jakarta- Jumlah tenaga kerja Indonesia melimpah. Sayangnya, kualitas pendidikan dan keterampilan yang dimiliki tenaga kerja Indonesia, hampir 50 persen di bawah SMP. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Institute Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati.
Kata dia, meski ada porsi pekerjaan untuk tenaga Indonesia di pasar bebas ASEAN, Indonesia hanya akan menempati pekerjaan tingkat bawah, yang tingkat bahayanya tinggi, dan upahnya minim.
"SDM kita surplus tenaga kerja. Sayangnya surplus didominasi tenaga kerja tidak terdidik. Jadi komposisinya SMP kebawah 50 persen atau 48 persen. Jadi memang hampir separuh tenaga kerja kita berada di bawah SMP bahkan SD," katanya kepada KBR, Jumat (1/1/2016)
Indonesia resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Barang dan jasa dari seluruh negara anggota ASEAN akan lebih bebas untuk masuk ke Indonesia, begitu juga sebaliknya. Pemerintah pun sudah mengambil beberapa kebijakan dan regulasi.
Salah satunya Kementerian Perindustrian. Langkah yang sudah dilakukan pemerintah diantaranya mengintensifkan sosialisasi MEA 2015 kepada pemangku kebijakan industri, mengusulkan percepatan pemberlakuan perlindungan dan anti-dumping bagi produk impor tertentu. Selanjutnya, menambah fasilitas laboratorium uji dan meningkatkan kompetensi SDM industri,penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).