KBR, Jakarta- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Maluku Nono Sampono mengklaim masyarakat Maluku memilih fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) dibangun di darat (onshore). Kata dia, hal ini menjadi salah satu poin rekomendasi dalam musyawarah nasional masyarakat Maluku soal blok Masela.
Menurutnya, pembangunan fasilitas di darat akan mengembangkan
perekonomian daerah sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar meningkat.
Nono mengingatkan Maluku merupakan satu dari tiga daerah termiskin di
Indonesia dengan prosentase penggangguran tertinggi.
"Akhir bulan November yang lalu, ada musyawarah nasional masyarakat
Maluku di Ambon, dari tujuh rekomendasi, satu di antaranya adalah Blok
Masela itu diharapkan adanya di onshore karena daerah melihat,
kepentingan daerah di sana jauh lebih besar, bukan berarti offshore.
Kalau memang, dalam istilah dagang, kadang-kadang kita harus
mengeluarkan modal yang lebih. Mengapa tidak kalau nanti kita
mendapatkan hasil yang lebih?" kata Nono di Cikini, (2/1).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menunda keputusan tentang pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair (LNG) Blok Masela. Jokowi bakal memanggil kontraktor yang bakal mengerjakan proyek gas terbesar yang dimiliki Indonesia tersebut.
Ini terkait dengan munculnya dua opsi
pembangunan, yakni di darat atau terapung di laut. Berdasarkan
perhitungan, investasi pembangunan di laut bakal mencapai 14,8 miliar
dolar Amerika, lebih murah sekitar 5 miliar dolar ketimbang dibangun di
darat.
Editor: Dimas Rizky