Bagikan:

Komisi Pertanian DPR Pertanyakan Kesiapan Perhutani Kelola Pabrik Sagu Papua

Pabrik itu diklaim akan menumbangkan seribu batang pohon sagu setiap hari. Untuk menumbuhkan satu pohon sagu hingga siap tebang, memerlukan waktu antara 7-10 tahun.

BERITA | NASIONAL

Rabu, 06 Jan 2016 13:14 WIB

Author

Agus Lukman

Komisi Pertanian DPR Pertanyakan Kesiapan Perhutani Kelola Pabrik Sagu Papua

Ilustrasi tanaman sagu. (Foto: ditjenbun.pertanian.go.id)

KBR, Jakarta - Komisi Pertanian DPR berencana memanggil Perum Perhutani terkait beroperasinya pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.

Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR, Viva Yoga Mauladi mengatakan pemanggilan tersebut untuk mempertanyakan seberapa kuat diversifikasi pangan melalui pabrik sagu tersebut.

Viva Yoga mengatakan sejauh ini DPR menyambut positif upaya pemerintah mengembangkan produk lokal sesuai kebutuhan masyarakat Papua. Walaupun program pabrik saguitu merupakan program lama.

"Karena sekarang sedang masa reses maka dua pekan lagi akan kita undang. 10 Januari nanti sudah mulai rapat paripurna. Nanti kita agendakan (pemanggilan Perum Perhutani). Kita bahas bagaimana upaya bangsa ini membangun bukan hanya kemandirian tapi juga kedaulatan pangan," kata Viva Yoga Mauladi.

Presiden Joko Widodo telah meresmikan beroperasinya pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat. Pabrik itu diklaim akan menumbangkan seribu batang pohon sagu setiap hari.

Untuk menumbuhkan satu pohon sagu hingga siap tebang, memerlukan waktu antara 7-10 tahun.

Ahli sagu Indonesia, Prof Nadirman Haska mengklaim Indonesia memiliki cadangan tanaman sagu 1,4 juta hektar, dimana 1,2 juta hektar diantaranya berada di Papua dengan potensi sagu mencapai 8 juta ton. Sisanya berada di Maluku, Sumatera dan Sulawesi. Indonesia juga berpotensi menjadi produsen sagu terbesar dunia.

Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending