Bagikan:

KNPB: Amnesti & Abolisi Tak Mempan untuk Papua

Ketua KNPB Victor Yeimo mengatakan persoalan Papua hanya bisa diselesaikan jika pemerintah pusat mau duduk berdialog dan membuka ruang publik seluas-luasnya untuk Papua.

BERITA | NASIONAL

Selasa, 05 Jan 2016 10:55 WIB

Author

Eli Kamilah

KNPB: Amnesti & Abolisi Tak Mempan untuk Papua

Bendera Bintang Kejora yang dijadikan simbol perlawanan warga Papua. (Foto: itjen.kemhan.go.id)

KBR, Jakarta - Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menilai pemberontakan di Papua masih akan terus terjadi, meski pemerintah memberikan amnesti dan abolisi untuk rakyat Papua.

Amnesti merupakan pengampunan atau pemulihan status tak bersalah kepada orang yang sebelumnya dinyatakan bersalah secara hukum. Sedangkan abolisi merupakan hak presiden untuk menghentikan dan menghapus seluruh tuntutan dan proses hukum kepada seseorang yang diduga melanggar hukum.

Ketua KNPB Victor Yeimo mengatakan amnesti dan abolisi tidak akan mempan untuk meredakan situasi di Papua. Victor mengatakan persoalan Papua hanya bisa diselesaikan jika pemerintah pusat mau duduk bersama berdialog dan membuka ruang publik seluas-luasnya untuk papua, baik dalam berekspresi ataupun beribadah.

"Saya pikir solusi permasalahan Papua yang salah diterjemahkan oleh Jakarta seperti itu harus diubah. Jakarta menilai penyelesaian Papua hanya bisa dengan kesejahteraan, amnesti dan abolisi. Itu sama sekali tidak benar. Rakyat Papua mesti diberikan dialog bersama-sama dengan Indonesia menyelesaikan persoalan Papua dengan baik, dan tutas," kata Victor kepada KBR, Selasa (5/1).

Setelah pemerintah berhasil merangkul kombatan (kelompok sipil bersenjata) di Aceh, yang dipimpin Din Minimi, kini pemerintah hendak menggunakan pendekatan serupa untuk kelompok bersenjata lain, misalnya di Poso dan Papua.

Pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan amnesti umum dan abolisi bagi kelompok bersenjata yang menyerahkan diri, seperti Din Minimi.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, hal tersebut merupakan upaya pemerintah menyelesaikan persoalan kelompok separatis di tanah air.  

Editor: Agus Luqman 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending