Franz Magnis: Negara Perlakukan Gafatar Buruk
Romo Magnis mengaku heran dengan tindakan represif pemerintah memerangi pelaku terorisme, tetapi membiarkan tindakan penghasutan berujung kekerasan.

Pengungsi Gafatar Mempawah. Foto: PMI
KBR, Jakarta - Cendekiawan Frans Magnis Suseno mengecam ketidakhadiran negara dalam peristiwa pengrusakan dan pembakaran aset para pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Mempawah, Kalimantan Barat. “Negara sudah memperlakukan mereka buruk dan sekarang penting bahwa hak-hak mereka sebagai manusia dan warga negara itu dihormati dan mereka segera dikembalikan kebebasan dan diganti rugi terkait harta benda mereka yang dihancurkan," kata Magnis.
Dalam peresmian Griya Gus Dur, Minggu, 24 Januari 2016, Romo Magnis mengaku heran dengan tindakan represif pemerintah memerangi pelaku terorisme, tetapi membiarkan tindakan penghasutan berujung kekerasan.
"Negara berhenti untuk membiarkan penghasut-penghasut itu meracuni kebaikan dan toleransi dalam masyarakat sedangkan itu semua baru desas desus karena musuh-musuh kita adalah mereka yang melakukan kekerasan bukan mereka yang tengah becocok tanam dengan cara yang ramah lingkungan,” ujarnya. Dia berharap, Kepolisian tegas menyeret penghasut pembakaran tersebut hingga ke Pengadilan.
Pada Selasa (19/1) lalu, aksi pengusiran bekas anggota Gafatar dari dua desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat didahului pembakaran pemukiman. Dikawal aparat keamanan setempat, ratusan anggota Gafatar, termasuk anak-anak dievakuasi di kompleks perbekalan dan angkutan (Bekangdam) Kodam XII/ Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat.
Dalam peresmian Griya Gus Dur, Minggu, 24 Januari 2016, Romo Magnis mengaku heran dengan tindakan represif pemerintah memerangi pelaku terorisme, tetapi membiarkan tindakan penghasutan berujung kekerasan.
"Negara berhenti untuk membiarkan penghasut-penghasut itu meracuni kebaikan dan toleransi dalam masyarakat sedangkan itu semua baru desas desus karena musuh-musuh kita adalah mereka yang melakukan kekerasan bukan mereka yang tengah becocok tanam dengan cara yang ramah lingkungan,” ujarnya. Dia berharap, Kepolisian tegas menyeret penghasut pembakaran tersebut hingga ke Pengadilan.
Pada Selasa (19/1) lalu, aksi pengusiran bekas anggota Gafatar dari dua desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat didahului pembakaran pemukiman. Dikawal aparat keamanan setempat, ratusan anggota Gafatar, termasuk anak-anak dievakuasi di kompleks perbekalan dan angkutan (Bekangdam) Kodam XII/ Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat.
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai