KBR, Jakarta- Pemerintah bakal fokus mencari strategi meningkatkan penerimaan negara dalam pembahasan APBN Perubahan 2015 bersama DPR. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satunya yaitu opsi penyesuaian belanja atau penambahan penerimaan. Namun kata Bambang, yang sudah pasti dilakukan adalah dengan menjaga defisit APBN di bawah dua persen.
“(Apa akan ada penghematan belanja?) tidak. Kita fokus dulu pada extra effort untuk penerimaan. Kewajiban pajak pokoknya kita kenakan pribadi sesuai dengan profilnya,”kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR. (19/01)
Bambang Brodjonegoro menambahkan salah satu yang diajukan pemerintah yaitu kenaikan target penerimaan negara dari pajak yang mencapai Rp 1.490 triliun atau naik Rp 110 triliun dari APBN 2015. Padahal realisasi penerimaan pajak tahun 2014 sendiri hanya mencapai Rp 900 triliun. Karena itu, kata dia, pemerintah bertekad akan menggenjot penerimaan dari pajak penghasilan (PPh) pribadi untuk mengejar target itu.
Menanggapi, kenaikan target penerimaan tersebut, Ketua Badan Anggaran Ahmadi Noor Supit mengaku pesimistis. Sebab, tenaga untuk memungut pajak terbatas.
“Artinya hal-hal yang menunjang untuk bisa terjadi kenaikan pajak itu belum dipenuhi. Kalau saja itu bisa tercapai. Wah itu luar biasa. Berarti kinerja selama ini di bidang pajak itu luar biasa rendahnya kalau misalnya berhasil, “kata Ketua Badan Anggaran Ahmadi Noor Supit.
Hari ini Badan Anggaran DPR dan pemerintah mulai membahas APBN Perubahan 2015. Pemerintah mengajukan perubahan beberapa asumsi makro. Di antaranya pertumbuhan ekonomi 5,8 persen, inflasi sebesar 5 persen, nilai tukar Rp 12.200 per dolar AS, dan harga minyak Indonesia (ICP) 70 dolar per barel.
Editor: Erric Permana