Bagikan:

Kapal BPPT Dikerahkan Cari Badan Pesawat Air Asia

Kapal Barunajaya I dilengkapi detektor sonar.

NASIONAL

Kamis, 01 Jan 2015 11:42 WIB

Kapal BPPT Dikerahkan Cari Badan Pesawat Air Asia

KBR, Jakarta - Badan SAR Nasional menyatakan hari ini kapal miliki Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) ikut bergabung dalam pencarian badan pesawat Air Asia QZ8501. 


Deputi Operasi Basarnas Tatang Zainuddin mengatakan, kapal dari  BPPT ini memiliki pelacak bawah air (underwater locater) untuk mendeteksi sinyal kotak hitam (black box). Kapal tersebut juga punya sistem multibeam scan sonar untuk mendeteksi logam dan melihat gambaran tiga dimensi di dalam air.


"Ini yang kita tunggu, kapal milik BPPT yang dilengkapi dengan detektor yang ada di Kapal Barunajaya I,” kata Tatang di kantor Basarnas, Kamis (1/1/2015). 


“Sudah berada di lokasi dan sekarang sedang melakukan operasi pencaarian. Ini mudah-mudahan bisa cepat ditemukan badan pesawat yang kita tunggu.”


Kapal Baruna Jaya I milik BPPT ini sudah tiba di lokasi pencarian sejak tadi pagi. 


Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Djamaluddin, mengatakan, Baruna Jaya I memiliki teknologi pencarian yang canggih. Kapal berusia 25 tahun itu juga punya pengalaman dalam beberapa pencarian sebelumnya.


"Saya bicara fakta saja, saya bicara contoh. Baruna terbukti bisa berfungsi," jelas Ridwan ketika dihubungi KBR, Kamis (1/1) siang. "Ketika Adam Air jatuh di Selat Makassar kami membantu. Ketika feri Bahuga Jaya tenggelam di Selat Sunda juga kami membantu. Ketika jembatan Kutai Kartanegara runtuh di Kalimantan Timur, kami juga membantu," jelas Ridwan.


Baruna Jaya I memiliki teknologi "echo sounder" atau perum gema. Kapal tersebut mengirimkan sinyal elektronik ke bawah laut dan menerimanya kembali. Sinyal itu kemudian diubah jadi peta bawah laut. Dari gambar itulah, lokasi badan pesawat Air Asia akan ditemukan. Kata Ridwan, operasi Baruna Jaya tidak akan terpengaruh oleh cuaca buruk. Cuaca hanya mempengaruhi kinerja personel. 


"Kami pernah melakukan operasi dengan operasi dengan cuaca seperti ini, sejauh ini bisa dilalui," jelasnya.


Dari data yang dirilis Basarnas pagi ini tercatat ada 57 kapal dalam negeri yang terlibat dalam pencarian korban dan pesawat. Sementara itu bantuan dari luar negeri adalah lima kapal Singapura, dua kapal Malaysia, serta satu kapal Amerika Serikat. Sedangkan untuk kekuatan udara ada tambahan satu pesawat sehingga total ada 10 pesawat dan 17 helikopter Indonesia. Ada juga dua heli dan dua pesawat milik Singapura, satu pesawat milik Malaysia. Dan satu pesawat milik Korea Selatan.


Pesawat Air Asia QZ 8501 ditemukan Selasa sore lalu. Hingga hari ini, Basarnas menemukan 7 jenazah dan sudah mengevakuasi 6 di antaranya. Sementara lokasi badan pesawat belum diketahui.


Editor: Citra Dyah Prastuti 


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending