Koordinasi yang tak jelas diduga menjadi penyebab terjadinya pelanggaran izin terbang Air Asia QZ8501 tujuan Surbaya-Singapura.
Direktur Keselamatan dan Standar AirNav Indonesia, Wisnu Darjono menyebut Air Asia tak mendapat izin terbang ke Singapura pada hari Minggu. Namun mereka berpegangan pada surat elektronik dari Indonesia Slot Committee (IDSC) terkait rekomendasi untuk mengajukan permohonan terbang selama seminggu penuh. Padahal izin dari Kemenhub hanya hari Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.
“Teman-teman di lapangan mendapat email dari IDSC yang berisi rekomendasi untuk mengajukan permohonan izian terbang. Malahan rekomendasinya itu tujuh hari. Mereka menanggap karena yang memimpin IDSC pejabat dari direktorat angkutan udara, sekaligus sebagai pejabat yang nantinya akan mengeluarkan izin (terbang, red) dipikirnya sudah benar. Padahal izinya berbeda,” papar Wisnu.
Dia menambahkan, izin resmi dari Kemenhub ternyata tak sampai ke petugas di lapangan. Kata Wisnu, kesalahan utama terjadi saat distibusi perizinan. Izin dari Kemenhub harusnya diberikan ke IDSC, setelah itu disebar ke lapangan.
Petugas di lapangan, tambah Wisnu, terjebak dalam rutinas sehingga tak memeriksa lagi data terbaru tentang izin terbang. “Sebenarnya mereka harus ngecek juga, izinnya yang mana yang resmi,” tambahnya.
Kata Wisnu, tugas IDSC hanya hanya mengkoordinir permintaan dari maskapai penerbangan agar antar perusahaan yak ada saling curiga soal pembagian slot penerbangan.
IDSC adalah badan yang dibentuk pemerintah dan berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Badan ini bertugas menangani fungsi koordinasi slot penerbangan.
IDSC dibentuk dalam rangka mengantisipasi ketidakseimbangan antara jumlah pesawat udara yang beroperasi dengan kesiapan infrastruktur bandar udara seiring dengan perkembangan industri penerbangan sipil nasional yang semakin pesat, dan dalam menghadapi liberalisasi ASEAN yang akan dimulai pada tahun 2015.