KBR, Jakarta – Hutan Indonesia pernah mengalami laju defortasi hingga mencapai 3.5 juta hektar per tahun pada awal tahun 2000-an. Meski laju defortasi menurun, namun kondisi hutanIndonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Bahkan, Ketua Forest Watch Indonesia Togu Manurung mengatakan, hutan Indonesia pernah tercatat sebagai penyumbang gas emisi rumah kaca ketiga di dunia.
“Ini luar biasa, jadi kalau secara global di dunia ini, emisi rumah kaca itu sumbangannya dari sektor atau dari kehutanan itu hampir mencapai 20 persen. Nah, di Indonesia, sumber utama emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim, itu 80 persen berasal dari hutan.” Kata Togu, Kamis (15/1).
Lebih lanjut, Togu mengatakan, kerusakan hutan terbesar terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
Dalam press briefing mengenai “Nasib Hutan Dalam Perijinan Satu Pintu”, Togu menjelaskan, hutan-hutan yang tersisa pun berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan.
Untuk itu, Togu menyarankan, diperlukan praktik pengelolaan hutan lestari demi menyelamatkan hutan Indonesia. Sayangnya, hingga kini praktik tersebut belum dijalankan secara optimal.
Editor: Antonius Eko