KBR, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku kesulitan melakukan pencarian kotak hitam atau black box milik pesawat Air Asia QZ8501, meski sinyal sudah terdeteksi sejak kemarin. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Tatang Kurniadi mengatakan, kendala terbesar saat ini adalah kuatnya arus dan gelombang tinggi di sekitar lokasi ditemukannya sinyal tersebut.
Tim gabungan Basarnas sebelumnya berhasil mengangkat bagian ekor pesawat Air Asia ke permukaan laut. Namun, kotak hitam yang diperkirakan berada di ekor sudah tidak ada.
“Penyelaman selalu dilakukan selama cuacanya mendukung. Suara sinyal sudah sangat jelas tetapi arus bawahnya sangat kencang,” ujarnya kepada KBR saat dihubungi.
Dua kapal milik Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) menemukan sinyal yang diduga berasal dari kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501. Kedua kapal tersebut adalah kapal Barunajaya dan kapal Java Imperia. Menurut BPPT, lokasi penemuan sinyal ini masih berada di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, tak jauh dari lokasi penemuan ekor pesawat. Menurutnya, silnyal yang muncul sejak hari sabtu itu sudah dapat dipastikan 95 persen dari kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501.(baca: Panglima TNI Instruksikan Penyelam Selidiki Sinyal Kotak Hitam)
Editor: Sutami
Arus DKuat Hambat Pengambilan Black Box Air Asia
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku kesulitan melakukan pencarian kotak hitam atau black box milik pesawat Air Asia QZ8501

NASIONAL
Minggu, 11 Jan 2015 21:29 WIB


Air Asia, Black Box, Qz82501
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai