Bagikan:

Analisa FDR dan CVR Air Asia Lebih dari Setahun

Pengamat Penerbangan Alvin Alie memperkirakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk mencari tahu penyebab kecelakaan Air Asia lewat kotak hitam pesawat tersebut.

NASIONAL

Selasa, 13 Jan 2015 10:04 WIB

Analisa FDR dan CVR Air Asia Lebih dari Setahun

air asia, QZ8501

KBR, Jakarta - Pengamat Penerbangan Alvin Alie memperkirakan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk mencari tahu penyebab kecelakaan Air Asia lewat kotak hitam pesawat tersebut. 


Kata Alvin, proses analisis Perekam Data Penerbangan (Flight Data Recorder) dan Perekam Suara Kokpit (Cockpit Voice Recorder) cukup rumit. KNKT harus memindai data tersebut ke komputer, kemudian menggabungkan kedua data. 


"Kalau Flight Data Recorder itu adalah angka-angka statistik dari sistem kendali pesawat, sistem permesinan, sistem navigasi.Semuanya tentu cukup rumit sehingga butuh waktu yang cukup panjang untuk dipadukan dan menghasilkan sesuatu informasi yang bermakna,” kata Alvin. 


“FDR, CVR, dan beberapa data lain itu biasanya sudah membangun data yang cukup signifikan. Namun, kadang-kadang pula diperlukan untuk rekonstruksi struktur pesawat berdasarkan serpihan-serpihan yang ditemukan untuk menguatkan lagi analisis tersebut sehingga kesimpulannya juga makin kuat,” tambahnya. 


Alvin Lie menilai KNKT saat ini sudah memiliki peralatan yang mutahir sehingga mampu meneliti FDR maupun CVR kecelakaan pesawat Air Asia yang jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah. 


Senin (12/1),  tim penyelam TNI Angkatan Laut berhasil mengangkat perangkat rekaman data penerbangan (FDR) Air Asia, dan pagi ini (Selasa, 13/1) FDR tersebut sudah diterima oleh KNKT di Jakarta untuk diperiksa. Sementara, satu perangkat rekaman percakapan kokpit pesawat (CVR) belum bisa diangkat. Rencananya VCR akan dievakuasi hari ini.


Editor: Antonius Eko 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending