KBR68H, Jakarta - Meninggalnya ulama besar, Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak 1999, Kiai Sahal Mahfudz merupakan kehilangan besar, tidak saja bagi umat Islam di Indonesia, tetapi juga bagi bangsa di republik ini.
Kiai Sahal tak hanya dikenal sebagai ulama mumpuni yang menguasai kitab-kitab klasik, tetapi juga karena sikap dan tindakannya yang konsisten, sederhana, dan tak mau terlibat dalam urusan politik. Selama menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), ia berusaha keras agar lembaga ini tak terseret ke arus konservatisme yang mendapat kritik banyak kalangan.
Salah satu tokoh yang merasa Indonesia kehilangan seorang kiai dan ulama besar adalah Wakil Ketua MPR Hajrianto Y Thohari. Di mata Hajriyanto, Kiai Sahal adalah seorang kiai sepuh yang selalu mengayomi umatnya, seorang kiai besar di antara jumlah kiai dan ulama besar yang semakin sedikit.
"Bagi saya KH Sahal Mahfudz itu seorang ulama besar dan kiai sepuh yang sangat sederhana, low profile, dan jauh dari interes-interes politik. Beliau itu tokoh dan panutan nasional yang menjabat ketua umum MUI dan Rais Am PB NU, tetapi lihat saja beliau memilih tinggal di desa, di desa Kajen, yang ada di pelosok Jawa Tengah," kata Hajriyanto dalam pesannya di sebuah grup diskusi, Jumat (24/1).
Bagi Hajriyanto, seluruh sikap itu menunjukkan betapa Kiai Sahal tidak terpedaya oleh hingar-bingarnya persaingan kehormatan di kota-kota besar.
"Kiai Sahal itu ilmunya selautan, sangat luas, meliputi seluruh cabang ilmu-ilmu keislaman, tetapi cara bertutur beliau itu sangat-sangat sederhana, sesederhana orangnya."
Menurut Hajriyanto, sebagai ulama yang sederhana dan low profile, Kiai Sahal juga sangat sedikit bicara. Sedikit berpidato. Tetapi justru disinilah letak kekuatan dan pesona Kiai Sahal sebagai kiai besar yang sederhana. "Saya rasa kita sebagai bangsa kehilangan putra terbaik umat dan bangsa."
"Beliau lebih memilih memberikan pendidikan dan pengajaran secara langsung kepada umatnya, beliau ingin selalu dekat dengan umatnya untuk memberikan bimbingan secara langsung dengan cara memberikan contoh teladan, bukan dengan banyak pidato. Sangat meyakinkan, para kiai dan ulama perlu untuk mencontoh dan meneladani beliau dalam berkiprah di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara."
Wakil Ketua MPR: Kiai Sahal Itu Ilmunya Selautan
Bagi Hajriyanto, seluruh sikap itu menunjukkan betapa Kiai Sahal tidak terpedaya oleh hingar-bingarnya persaingan kehormatan di kota-kota besar.

NASIONAL
Minggu, 26 Jan 2014 19:54 WIB


Wakil Ketua MPR Hajrianto Y Thohari, Kiai Sahal Mahfudz, ulama besar, PBNU
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai